Pages

Sunday, September 29, 2019

Peluang Besar Bisnis Logistik

Aris Kurniawan
Minggu, 29 September 2019 - 21:39 WIB

E-commerce terus berkembang seiring dengan tumbuhnya marketplace atau pasar daring, toko daring, dan berbagai bisnis lainnya yang berbasis digital merupakan anak sah dari kemajuan teknologi digital.

Hampir setiap hari Nur Mursidi mengirim sekurangnya 200 paket pesanan ke nyaris seluruh kota di Indonesia. Nur yang memilik merek hijab Finoura dan Arafa ini berjualan secara daring (dalam jaringan) sejak lima tahun terakhir. Dari tahun ke tahun transaksi penjualannya meningkat. 50% dari kirimannya menggunakan JNE.

“Saya bikin merek sendiri sejak tiga tahun belakangan,” katanya kepada Sindonews ditemui di tokonya di Cililitan, Jakarta Timur, Sabtu (21/9/2019).

Pedagang daring seperti Nur Mursidi jumlahnya jutaan. Belum termasuk merchant-merchant terkenal yang berjualan secara daring. Tokopedia, marketplace terbesar di Indonesia, menjual sekurangnya 40 juta jenis produk dari jutaan merchant.

Maraknya pertumbuhan e-commerce tak lepas dari kemajuan teknologi digital yang melahirkan model bisnis yang berbeda. E-commerce terus berkembang seiring dengan tumbuhnya marketplace atau pasar daring, toko daring, dan berbagai bisnis lainnya yang berbasis digital merupakan anak sah dari kemajuan teknologi digital.

Berbelanja aneka barang kebutuhan kini terasa kuno ketika harus melakukannya secara offline. Kekunoan itu bukan semata karena menghabiskan waktu yang berharga apalagi di tengah kondisi lalulintas yang sering macet, tapi juga sudah bukan zamannya lagi mengantre di depan toko untuk membeli barang yang kita butuhkan. Belanja daring dengan demikian bukan lagi gaya hidup atau sekadar gaya-gayaan, melainkan merupakan cara rasional pada era serba era digital.

Nilai perputaran uang dalam e-commerce terus membengkak. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat, penjualan e-commerce global tumbuh 13%, menjadi kurang lebih sebesar USD29 triliun pada 2017. Seperti dikutip

okezone.com, e-commerce business to business (B2B) terus mendominasi dengan menyumbang 88% dari semua penjualan daring, B2C (business to consumer) adalah segmen dengan pertumbuhan terbanyak, naik 22% hingga mencapai USD3,9 triliun pada 2017.

Data tersebut meenggambarkan besarnya peluang bagi industri logistik atau jasa pengantar barang dan dokumen pada era digital. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memprediksi potensi pertumbuhan bisnis logistik bisa mencapai lebih dari 30% hingga 2020.

Menurut Ketua Kompartemen Bidang e-commerce DPP ALFI Yan Henry Joewana, seperti dikutip katadata.co.id, potensi ini akan terus bertumbuh. Estimasi pertumbuhan sektor tersebut secara menyeluruh bisa mencapai Rp40 triliun atau lebih per tahunnya. Bahkan bisa di atas angka tersebut mengingat sejak awal tahun ini banyak pemain baru di bisnis ini seperti Waresix dan Ritase, perusahaan logistik yang mendapat pendanaan dari investor kakap.

McKinsey memperkirakan terdapat 1,6 miliar paket transaksi lewat e-commerce dikirim per tahun pada 2022. Para pemain lama di bidang logistik seperti JNE dan Pos Indonesia menyambut baik persaingan bisnis tersebut. Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengatakan, potensi yang besar di industri logistik seiring meningkatnya e-commerce memunculkan startup-startup logistik baru.

Google dan Temasek merilis laporan lonjakan aktivitas ekonomi digital yang sangat besar, dengan perputaran uang sebesar US$ 27 miliar atau sekitar Rp 378 triliun dari aktivitas ekonomi digital di Indonesia sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan ini meningkat hingga 49% sejak 2015. Sementara itu, transaksi e-commerce tercatat menyumbang sekitar US$ 12 miliar dari total ekonomi digital tersebut.

JNE sendiri saat ini telah melewati target 1 juta kiriman barang per hari. Feriadi optimis angka tersebut akan terus tumbuh.


Sumber :
https://ekbis.sindonews.com/read/1444079/34/peluang-besar-bisnis-logistik-1569767983

No comments:

Post a Comment

Related Posts