Pages

Showing posts with label Logistic. Show all posts
Showing posts with label Logistic. Show all posts

Thursday, July 17, 2025

Mengenal Kawasan Berikat

Fasilitas Penting dalam Dunia Industri dan Ekspor-Impor

Kawasan Berikat (KB) adalah area dengan status khusus yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, di mana perusahaan yang beroperasi di dalamnya mendapat berbagai fasilitas dan insentif fiskal untuk mendukung kegiatan ekspor. 

Tujuan utamanya adalah meningkatkan daya saing industri nasional, mempercepat arus barang, serta mendorong pertumbuhan ekspor melalui efisiensi biaya dan waktu produksi.

Dalam sumber pajak.go.id, kawasan berikat adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan sebelum diekspor atau diimpor untuk dipakai yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.


Syarat-syarat Kawasan Berikat:

1. Syarat Perusahaan:

  • Perusahaan harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). 
  • Perusahaan harus dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT PPh) terakhir. 
  • Perusahaan harus memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan lokasi/tempat yang akan dijadikan KB, termasuk peta lokasi dan rencana tata letak. 
  • Perusahaan harus memiliki izin usaha yang relevan, seperti izin usaha industri, perdagangan, atau pengelolaan kawasan. 
  • Perusahaan harus memiliki sistem informasi untuk pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang (IT Inventory) dan CCTV yang memadai. 
  • Perusahaan harus memiliki Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang baik. 
  • Perusahaan harus melakukan analisa dampak ekonomi dari pemberian izin KB. 

2. Syarat Lokasi:

  • Lokasi KB harus berada di dalam Kawasan Industri atau kawasan budidaya sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 
  • Untuk KB di kawasan budidaya, luas lokasi minimal 10.000 m2 dalam satu hamparan. 
  • Lokasi harus dapat diakses langsung dari jalan umum dan dilalui oleh kendaraan pengangkut peti kemas. 
  • Lokasi harus memiliki batas-batas yang jelas, seperti pagar pemisah dengan tempat lain. 
  • Lokasi harus memiliki satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang. 
  • Lokasi harus digunakan untuk kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. 

3. Syarat Kegiatan:

  • Kegiatan utama di KB adalah menimbun barang impor dan/atau barang dari TLDDP untuk diolah, digabungkan, atau dikemas. 
  • Barang-barang tersebut kemudian diekspor atau diimpor untuk dipakai. 

Prosedur Pengajuan Izin: 

  • Calon pengusaha KB mengajukan permohonan izin melalui portal INSW yang terintegrasi dengan Sistem Komputer Pelayanan (SKP) di Kantor Pabean.
  • Permohonan harus dilengkapi dengan dokumen persyaratan, baik secara hardcopy maupun softcopy.
  • Kantor Pabean akan melakukan pemeriksaan dokumen dan lokasi.
  • Jika permohonan disetujui, akan diterbitkan Nota Dinas Rekomendasi atau Nota Pemberitahuan Penolakan. 

Penting untuk diperhatikan:

  • Penyelenggara KB harus memiliki izin dari instansi terkait, seperti izin usaha industri, perdagangan, atau pengelolaan kawasan. 
  • Barang yang masuk ke KB dari luar daerah pabean diberikan penangguhan bea masuk dan pembebasan cukai, serta tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 
  • Barang yang berasal dari TLDDP yang dimasukkan ke KB dapat diberikan pembebasan cukai dan tidak dipungut PPN dan PPnBM. 
  • Faktur pajak tetap dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan usaha di KB, meskipun tidak dikenakan PPN dan PPnBM. 
  • Pencabutan izin KB dapat dilakukan jika terdapat pelanggaran, seperti tidak melakukan kegiatan selama 12 bulan berturut-turut, menggunakan izin yang tidak berlaku, dinyatakan pailit, atau menyalahgunakan fasilitas. 

Perusahaan yang berada di Kawasan Berikat, seperti produsen barang ekspor atau manufaktur komponen, mendapatkan berbagai keuntungan, antara lain pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PPN serta PPNBM atas impor bahan baku, barang modal, dan barang konsumsi untuk kegiatan produksinya. 

Hal ini tentu memberikan kelegaan bagi industri dalam menekan biaya produksi dan mempercepat proses bisnis, terutama bagi perusahaan yang berorientasi ekspor.

Kawasan Berikat juga diatur secara ketat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai agar tetap sesuai dengan tujuan awalnya. Perusahaan di dalam KB diwajibkan melaporkan arus barang masuk dan keluar secara sistematis dan real time, biasanya melalui sistem IT Inventory dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau dokumen lainnya. 

Transparansi dan kontrol ini menjadi aspek penting demi menjaga akuntabilitas dan mencegah penyalahgunaan fasilitas.

Secara geografis, Kawasan Berikat tersebar di berbagai daerah industri di Indonesia, seperti di kawasan Jabodetabek, Batam, Surabaya, dan Jawa Tengah, yang banyak menjadi pusat aktivitas manufaktur dan ekspor. 

Berbagai sektor industri yang memanfaatkan fasilitas KB antara lain elektronik, tekstil dan garmen, otomotif, hingga makanan dan minuman.

Dengan segala manfaat dan pengawasan yang melekat, Kawasan Berikat menjadi tulang punggung penting dalam rantai pasok global dan industrialisasi nasional. Ia menjadi bukti bahwa regulasi yang tepat sasaran dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi berbasis ekspor dan efisiensi industri yang berdaya saing.


Perbedaan fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

  • Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah pemberian pembebasan atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan Cukai serta PPN dan PPnBM atas impor barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.
  • Fasilitas Kawasan Berikat (KB) diberikan kepada industri pada hampir semua barang yang dimasukkan ke KB. Sedangkan fasilitas KITE diberikan pada barang berupa bahan baku yang diolah, dirakit atau digabung dengan barang lain dengan tujuan untuk diekspor.
  • Fasilitas KB mendapat fasilitas atas bahan baku, barang modal dan peralatan, sedangkan fasilitas KITE mendapat fasilitas hanya atas bahan baku saja.
  • Fasilitas KB merupakan fasilitas dengan  jenis pemberian fasilitas yang terbanyak namun dengan bentuk sanksi yang paling minim.


Sumber :

https://pajak.go.id/id/artikel/aspek-perpajakan-atas-penyerahan-barang-kena-pajak-ke-kawasan-berikat#:~:text=Kawasan%20berikat%20adalah%20tempat%20penimbunan,Direktorat%20Jenderal%20Bea%20dan%20Cukai.

http://www.taufanyanuar.com/2016/12/kb-dan-kite.html

Friday, February 21, 2025

Warehouse and Distribution Logistics: Proses dan Pentingnya dalam Supply Chain

Warehouse and Distribution Logistics adalah bagian krusial dalam rantai pasok yang memastikan barang dari pemasok dapat disimpan, dikelola, dan dikirim ke pelanggan dengan efisien. Proses ini terdiri dari beberapa tahapan utama, yaitu Receiving, Put Away, Storage, Pick and Pack, dan Shipping. Masing-masing tahap memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran distribusi barang.


1. Receiving (Penerimaan Barang)

Receiving adalah tahap pertama dalam logistik gudang, di mana barang dari pemasok tiba dan diverifikasi sebelum masuk ke sistem penyimpanan. Proses yang dilakukan dalam receiving meliputi:

  • Pemeriksaan dokumen: Mengecek faktur, packing list, dan surat jalan untuk memastikan kesesuaian dengan pesanan.
  • Pemeriksaan fisik: Memastikan jumlah barang, kondisi, dan kualitas sesuai standar.
  • Pembuatan catatan stok: Barang yang diterima dicatat dalam sistem inventaris agar mudah dilacak.
  • Labeling: Setiap barang diberi label atau barcode untuk mempermudah proses tracking di tahap selanjutnya.

Receiving yang dilakukan dengan benar akan menghindari kesalahan pencatatan stok dan memastikan barang yang diterima dalam kondisi baik.


2. Put Away (Penyimpanan Awal Barang)

Setelah barang diterima dan diperiksa, proses selanjutnya adalah Put Away, yaitu memindahkan barang ke lokasi penyimpanan yang tepat di dalam gudang. Langkah-langkahnya meliputi:

  • Menentukan lokasi penyimpanan: Barang ditempatkan berdasarkan kategori, ukuran, atau frekuensi pemakaian.
  • Memanfaatkan sistem WMS (Warehouse Management System): Untuk memastikan barang ditempatkan di lokasi yang optimal agar mudah diambil saat dibutuhkan.
  • Menggunakan peralatan gudang seperti forklift atau conveyor belt: Memindahkan barang dengan aman dan efisien.

Proses Put Away yang baik mengurangi waktu pencarian barang dan meningkatkan efisiensi pengelolaan stok.


3. Storage (Penyimpanan Barang)

Storage adalah fase di mana barang disimpan di gudang sebelum diambil untuk diproses lebih lanjut. Penyimpanan yang baik memastikan barang tetap dalam kondisi optimal dan mudah diakses. Beberapa strategi dalam penyimpanan barang meliputi:

  • FIFO (First In, First Out): Barang yang lebih dulu masuk akan lebih dulu dikeluarkan untuk menghindari produk kadaluarsa atau usang.
  • LIFO (Last In, First Out): Barang yang terakhir masuk digunakan lebih dahulu, sering diterapkan untuk produk yang tidak mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu lama.
  • Slotting Optimization: Menempatkan barang dengan permintaan tinggi di lokasi yang lebih mudah diakses.
  • Temperature-Controlled Storage: Untuk barang yang memerlukan suhu khusus seperti makanan atau obat-obatan.

Gudang yang terorganisir dengan baik menghindari kekacauan operasional, meningkatkan efisiensi picking, dan mengurangi risiko kehilangan barang.


4. Pick and Pack (Pengambilan dan Pengemasan Barang)

Setelah ada pesanan, proses berikutnya adalah Pick and Pack, yaitu mengambil barang dari penyimpanan dan mengemasnya sebelum dikirim ke pelanggan. Proses ini terdiri dari:

  • Picking: Mengambil barang sesuai pesanan. Bisa dilakukan secara manual oleh pekerja gudang atau dengan bantuan robot otomatis.
  • Checking: Memastikan jumlah dan jenis barang sesuai pesanan pelanggan.
  • Packing: Mengemas barang dengan bahan yang sesuai untuk mencegah kerusakan saat pengiriman.
  • Labeling: Memberi label alamat pengiriman dan informasi penting lainnya.

Picking yang efisien dapat dilakukan dengan metode seperti:

  • Zone Picking: Pekerja hanya mengambil barang dari zona tertentu untuk meningkatkan efisiensi.
  • Batch Picking: Mengambil beberapa pesanan sekaligus untuk mengurangi pergerakan yang tidak perlu.
  • Wave Picking: Mengambil barang berdasarkan jadwal pengiriman.

Proses Pick and Pack yang optimal mengurangi kesalahan pengiriman dan meningkatkan kepuasan pelanggan.


5. Shipping (Pengiriman Barang)

Shipping adalah tahap terakhir dalam proses distribusi gudang, di mana barang dikirim ke pelanggan atau ke titik distribusi lainnya. Beberapa langkah penting dalam shipping meliputi:

  • Penyortiran pesanan: Memisahkan barang berdasarkan lokasi tujuan.
  • Pengecekan ulang: Memastikan barang yang akan dikirim sesuai dengan pesanan dan dalam kondisi baik.
  • Memilih metode pengiriman: Menggunakan transportasi yang paling efisien berdasarkan jarak, biaya, dan waktu.
  • Tracking dan notifikasi pelanggan: Memberikan nomor resi atau informasi pelacakan agar pelanggan bisa memantau status pengiriman.

Pengelolaan shipping yang baik akan mengurangi keterlambatan pengiriman dan memastikan barang sampai dalam kondisi baik.


Kesimpulan

Warehouse and Distribution Logistics adalah sistem yang terdiri dari lima proses utama yang saling terhubung: Receiving, Put Away, Storage, Pick and Pack, dan Shipping. Pengelolaan yang efisien di setiap tahap memastikan stok barang tetap terorganisir, pesanan diproses dengan cepat, dan pengiriman dilakukan dengan akurat.

Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi seperti Warehouse Management System (WMS), Internet of Things (IoT), dan otomatisasi semakin meningkatkan efisiensi gudang dan distribusi, memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan andal kepada pelanggan.

Thursday, February 20, 2025

Mengenal 6PL dalam Dunia Logistik

Dalam dunia logistik, istilah 1PL, 2PL, 3PL, 4PL, dan 5PL mengacu pada berbagai model pengelolaan rantai pasok yang berbeda berdasarkan tingkat keterlibatan dan layanan yang disediakan oleh penyedia logistik. Berikut penjelasan masing-masing:

1PL (First-Party Logistics)

1PL adalah model di mana perusahaan mengelola sendiri semua aktivitas logistiknya tanpa melibatkan pihak eksternal. Contohnya, produsen yang memiliki armada transportasi dan gudang sendiri untuk mendistribusikan produknya langsung ke pelanggan. Model ini memberikan kontrol penuh atas seluruh proses logistik, namun memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan sumber daya manusia.

2PL (Second-Party Logistics)

Pada model 2PL, perusahaan menyewa layanan transportasi atau pergudangan dari penyedia jasa logistik tertentu. Misalnya, perusahaan manufaktur yang menyewa truk dari perusahaan transportasi untuk mengirimkan produknya. Meskipun pengelolaan logistik masih diatur oleh perusahaan, beberapa fungsi spesifik dialihdayakan untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas.

3PL (Third-Party Logistics)

3PL melibatkan alih daya lebih luas di mana perusahaan menyerahkan sebagian besar atau seluruh fungsi logistiknya kepada penyedia layanan logistik pihak ketiga. Layanan yang disediakan oleh 3PL mencakup transportasi, pergudangan, manajemen inventaris, hingga layanan nilai tambah lainnya. Model ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kompetensi inti mereka sementara operasi logistik ditangani oleh ahli di bidangnya.

4PL (Fourth-Party Logistics)

4PL adalah model di mana penyedia layanan logistik bertindak sebagai integrator rantai pasok, mengelola berbagai penyedia 3PL dan fungsi logistik lainnya atas nama perusahaan. 4PL bertanggung jawab untuk mengoordinasikan seluruh proses rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk akhir, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas keseluruhan.

5PL (Fifth-Party Logistics)

5PL merupakan evolusi lebih lanjut di mana penyedia layanan fokus pada pengelolaan seluruh jaringan rantai pasok melalui solusi berbasis teknologi dan e-commerce. 5PL mengintegrasikan sistem informasi canggih untuk mengoptimalkan semua aspek logistik, termasuk perencanaan, pengadaan, produksi, dan distribusi, seringkali dengan memanfaatkan analitik data dan otomatisasi.

Pemilihan model logistik yang tepat sangat bergantung pada kebutuhan spesifik, skala, dan kompleksitas operasi perusahaan. Memahami perbedaan antara 1PL hingga 5PL membantu perusahaan menentukan strategi logistik yang paling sesuai untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif.


--


Mengenal 1PL hingga 6PL dalam Dunia Logistik

Dalam dunia logistik, terdapat berbagai tingkat layanan yang digunakan perusahaan untuk mengelola rantai pasoknya. Model ini berkembang seiring dengan kebutuhan bisnis yang semakin kompleks dan digitalisasi dalam supply chain. Model ini dikenal sebagai 1PL, 2PL, 3PL, 4PL, 5PL, dan 6PL, di mana setiap tingkat memiliki perbedaan dalam cakupan layanan dan tingkat kontrol terhadap rantai pasok.


1PL (First-Party Logistics)

1PL adalah model logistik di mana perusahaan mengelola sendiri seluruh aspek pengiriman dan distribusi tanpa melibatkan pihak ketiga. Perusahaan memiliki dan mengendalikan armada transportasi, gudang, serta sistem pengelolaan logistiknya sendiri.

Contoh 1PL:

  • Sebuah perusahaan manufaktur yang memiliki truk dan gudang sendiri untuk mengirimkan produk ke pelanggan.
  • Petani yang mengirim hasil pertaniannya langsung ke pasar tanpa perantara.

Kelebihan dari 1PL adalah kendali penuh atas operasi logistik. Namun, tantangan utamanya adalah tingginya biaya investasi dalam infrastruktur dan operasional.


2PL (Second-Party Logistics)

2PL adalah model di mana perusahaan menyewa atau menggunakan jasa pihak kedua untuk menangani sebagian aspek logistiknya, seperti transportasi atau pergudangan.

Contoh 2PL:

  • Perusahaan manufaktur menyewa kapal atau truk dari perusahaan logistik untuk mengirim barang ke pelanggan.
  • Pabrik yang menyimpan barangnya di gudang pihak ketiga sebelum didistribusikan ke pasar.

Dalam model ini, perusahaan masih mengendalikan rantai pasoknya, tetapi mengandalkan pihak lain untuk menjalankan operasi tertentu.


3PL (Third-Party Logistics)

3PL adalah model di mana perusahaan menyerahkan sebagian besar atau seluruh fungsi logistiknya kepada penyedia layanan logistik pihak ketiga.

Layanan yang diberikan oleh 3PL:

  • Transportasi dan distribusi barang
  • Manajemen gudang dan inventaris
  • Pengemasan dan pengiriman
  • Manajemen rantai pasok berbasis teknologi

Contoh 3PL:

  • Sebuah e-commerce yang menggunakan jasa 3PL untuk menyimpan barang, mengemas, dan mengirimkannya ke pelanggan.
  • Perusahaan manufaktur yang bekerja sama dengan perusahaan logistik untuk menangani distribusi dan pengiriman produk.

3PL sangat populer karena membantu perusahaan fokus pada bisnis inti mereka tanpa harus mengelola operasional logistik yang kompleks.


4PL (Fourth-Party Logistics)

4PL adalah model di mana perusahaan menggunakan penyedia layanan yang bertindak sebagai integrator rantai pasok dan mengelola berbagai penyedia logistik (3PL) untuk mengoptimalkan operasional supply chain.

Perbedaan utama 3PL dan 4PL:

  • 3PL menangani eksekusi operasional logistik, seperti penyimpanan dan transportasi.
  • 4PL lebih fokus pada strategi, koordinasi, dan pengelolaan seluruh rantai pasok dengan pendekatan berbasis teknologi.

Contoh 4PL:

  • Perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) menggunakan 4PL untuk mengelola berbagai vendor logistik, mengoptimalkan rute pengiriman, serta memastikan efisiensi biaya dan waktu.

Keunggulan 4PL adalah kemampuannya dalam memberikan solusi menyeluruh yang terintegrasi dengan teknologi, meskipun biaya yang dibutuhkan lebih tinggi dibandingkan 3PL.


5PL (Fifth-Party Logistics)

5PL adalah model yang lebih maju di mana penyedia layanan logistik tidak hanya mengelola beberapa 3PL dan 4PL tetapi juga mengoptimalkan seluruh ekosistem supply chain dengan teknologi berbasis data dan otomatisasi.

Fokus utama 5PL:

  • Menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan big data untuk menganalisis rantai pasok.
  • Memanfaatkan otomatisasi dan sistem berbasis cloud untuk meningkatkan efisiensi logistik.
  • Menyediakan solusi end-to-end yang mencakup perencanaan strategis dan pelaksanaan operasional secara digital.

Contoh 5PL:

  • Perusahaan e-commerce global yang menggunakan 5PL untuk mengelola rantai pasok lintas negara dengan teknologi predictive analytics dan IoT (Internet of Things).

5PL semakin banyak digunakan dalam industri yang bergerak di bidang e-commerce dan manufaktur canggih karena kemampu


--


Seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi dalam rantai pasok, konsep Sixth-Party Logistics (6PL) muncul sebagai evolusi lanjutan dari model logistik sebelumnya. Jika 5PL sudah berfokus pada integrasi teknologi, 6PL menambahkan kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan big data analytics untuk mengoptimalkan seluruh ekosistem supply chain secara otonom.


Apa Itu 6PL?

6PL (Sixth-Party Logistics) adalah model logistik yang sepenuhnya berbasis teknologi dan otomatisasi. Penyedia layanan 6PL mengintegrasikan AI, machine learning, blockchain, dan sistem berbasis data untuk menciptakan supply chain yang sepenuhnya cerdas, real-time, dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.


Perbedaan 6PL dengan 5PL

  • 5PL: Berfokus pada digitalisasi supply chain dengan penggunaan cloud computing, IoT (Internet of Things), dan predictive analytics.
  • 6PL: Menggunakan AI dan blockchain untuk mengelola, mengoptimalkan, dan bahkan mengambil keputusan secara otomatis tanpa intervensi manusia.

Jika 5PL masih membutuhkan campur tangan manusia untuk analisis dan pengambilan keputusan, 6PL memungkinkan sistem untuk berjalan dengan sendirinya berdasarkan algoritma cerdas.


Teknologi Kunci dalam 6PL

  1. Artificial Intelligence (AI) & Machine Learning

    • Menggunakan AI untuk menganalisis pola permintaan dan pasokan secara real-time.
    • Prediksi kebutuhan stok dan perencanaan distribusi yang lebih akurat.
  2. Blockchain

    • Meningkatkan transparansi dan keamanan dalam transaksi rantai pasok.
    • Memastikan integritas data dan meminimalkan risiko pemalsuan atau kehilangan informasi.
  3. Big Data & Predictive Analytics

    • Menganalisis data dalam jumlah besar untuk mengoptimalkan keputusan logistik.
    • Menyesuaikan strategi berdasarkan tren pasar dan perubahan permintaan.
  4. IoT (Internet of Things)

    • Menghubungkan perangkat seperti sensor di gudang dan kendaraan untuk memberikan data real-time tentang status pengiriman dan penyimpanan barang.
  5. Otomasi & Robotika

    • Penggunaan robot untuk pengelolaan gudang, pemilihan produk, dan pemrosesan pesanan tanpa keterlibatan manusia.
    • Pengiriman menggunakan drone atau kendaraan otonom.

Contoh Implementasi 6PL

  • Amazon: Menggunakan AI untuk mengoptimalkan rantai pasok dan warehouse management secara otomatis.
  • Tesla: Memanfaatkan big data dan blockchain untuk efisiensi rantai pasok dalam produksi kendaraan listrik.
  • Alibaba: Menggunakan IoT dan AI untuk meningkatkan pengalaman logistik e-commerce dengan pengiriman yang lebih cepat dan efisien.

Kesimpulan

6PL merupakan level tertinggi dalam evolusi logistik, di mana supply chain dikelola secara otonom oleh teknologi tanpa banyak campur tangan manusia. Model ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi maksimal, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan ketepatan dalam pengiriman barang. Dengan semakin berkembangnya AI, blockchain, dan IoT, 6PL akan menjadi standar baru dalam industri logistik global.

Monday, January 20, 2025

Rangkaian Penting dalam Supply Chain, Logistics, dan Transportation

1. Supply Chain

Supply chain adalah sistem kompleks yang mengelola alur barang, informasi, dan layanan dari pemasok hingga konsumen. Elemen utamanya mencakup:

  • Manufacturing: Produksi barang melalui proses yang efisien.
  • Product Development: Pengembangan produk yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan pasar.
  • Performance Measurement: Evaluasi kinerja untuk memastikan target tercapai.
  • Integration of Supply: Penyelarasan antara pemasok, manufaktur, dan distribusi.
  • Information Sharing: Berbagi informasi untuk kelancaran operasi.
  • Customer Service: Meningkatkan pengalaman pelanggan.
  • Logistics: Mengatur penyimpanan dan pengiriman barang.

2. Logistics

Logistik berfokus pada pengelolaan barang dari titik asal hingga tujuan akhir. Komponen pentingnya meliputi:

  • Order Processing: Pengelolaan pesanan untuk memastikan akurasi.
  • Inventory Management: Mengatur persediaan agar optimal.
  • Material Planning: Perencanaan kebutuhan material secara tepat waktu.
  • Warehousing: Penyimpanan barang untuk efisiensi distribusi.
  • Information Sharing: Pertukaran data antar pihak.
  • Transportation: Pengiriman barang secara efisien.

3. Transportation

Transportasi adalah elemen kunci dalam logistik untuk memastikan barang mencapai tujuan dengan aman dan efisien. Fokus utamanya adalah:

  • Warehousing: Koordinasi penyimpanan sebelum pengiriman.
  • Inventory Control: Memastikan barang siap untuk dikirim.
  • Order Administration: Manajemen pesanan dan jadwal pengiriman.
  • Outbound Transportation: Pengiriman barang ke pelanggan.
  • Material Handling: Pengelolaan fisik barang selama transit.
  • Packaging: Pengemasan untuk melindungi barang.
  • Data Processing: Pemrosesan data untuk pelacakan.
  • Communication: Kolaborasi antara pihak terkait untuk kelancaran distribusi.

Kesimpulan

Supply chain, logistics, dan transportation adalah elemen saling terkait yang bekerja secara sinergis. Efisiensi dalam setiap tahap akan meningkatkan produktivitas, meminimalkan biaya, dan memastikan kepuasan pelanggan. Integrasi sistem dan penggunaan teknologi modern menjadi kunci keberhasilan pengelolaan rantai pasok.

Sunday, November 24, 2024

Supply Chain is Not Logistic

Memahami Esensi dan Perbedaan

Banyak orang sering salah kaprah menganggap supply chain dan logistik adalah hal yang sama. Supply chain dan logistik sering dianggap sama, tetapi sebenarnya memiliki fokus dan cakupan yang berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk mengelola rantai pasok secara efektif. Padahal, keduanya memiliki fokus dan cakupan yang berbeda.

Supply chain mencakup keseluruhan alur, mulai dari perencanaan kebutuhan bahan baku, pengadaan, proses produksi, hingga distribusi barang ke pelanggan. Fokus utamanya adalah menciptakan efisiensi dan kolaborasi di seluruh proses tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Sementara itu, logistik adalah salah satu bagian dari supply chain. Logistik berfokus pada pengelolaan fisik, yaitu transportasi, penyimpanan, pengiriman barang, dan pengelolaan inventaris.

Karena Logistik merupakan salah satu komponen dari supply chain, maka untuk memastikan keberhasilan supply chain, logistik harus berjalan dengan efisien, tetapi supply chain juga mencakup fungsi lain seperti perencanaan strategis dan hubungan dengan pemasok.

Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada cakupannya. Supply chain adalah sistem yang menyatukan berbagai elemen, termasuk logistik, untuk mengelola aliran barang, informasi, dan dana dari pemasok hingga pelanggan. Logistik hanya menjadi salah satu komponen di dalam supply chain yang menjalankan tugas operasional spesifik.

Supply chain adalah konsep yang lebih luas, strategis, dan mencakup keseluruhan proses, sementara logistik adalah elemen penting yang mendukung pelaksanaan teknis dari rantai pasok tersebut. Memahami perbedaan ini memungkinkan perusahaan mengoptimalkan perencanaan strategis dan operasional secara sinergis.

Monday, June 12, 2023

Biaya Logistik RI Masih Tinggi

Sri Mulyani Sebut Biaya Logistik RI Masih Tinggi

Jumat, 09 Jun 2023 21:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan biaya logistik di Indonesia, khususnya di Sumatera, masih tinggi. Padahal pembangunan infrastruktur sudah cukup masif. Pemerintah telah mengucurkan banyak dana untuk membangun infrastruktur. Selain itu, Sri Mulyani mengatakan Indonesia juga perlu memperbaiki indeks kinerja logistik atau logistic performance index yang masih kalah saing dari negara ASEAN.

"Kita lihat Sumatera biaya logistiknya masih 20 persen dibandingkan dengan Jawa dan Jakarta yang hanya 12 persen. Ini menggambarkan PR kita memang sangat tinggi dan masih sangat besar," katanya dalam The New SINSW dan Agenda Diskusi: Let's Talk About INSW, Jumat (9/6).

"Kita juga perlu memperbaiki logistik indeks performance dan cost of logistic yang masih kalah kompetitif di ASEAN dan negara emerging yang lain," lanjutnya.

Sebab itu, pemerintah terus berupaya memperbaiki sinergi antar kementerian dan lembaga dalam menyederhanakan pelayanan karena indeks kinerja logistik tergantung dari banyak sekali kementerian dan lembaga yang masing-masing memiliki persyaratan maupun proses yang menimbulkan beban bagi dunia usaha.

Kementerian dan lembaga berupaya menyamakan visi dan memperbaiki regulasi. Kemudian membuat sistem yang akhirnya menjadi Indonesia National Single Window (INSW). Namun proses INSW tidak berjalan mudah.

"INSW mencoba memperbaiki sistem ini dan kerjasama dengan kementerian lembaga agar the system truly single window," katanya.


Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230609171122-532-959912/sri-mulyani-sebut-biaya-logistik-ri-masih-tinggi

Wednesday, January 11, 2023

FOB, CFR, dan CIF

FOB, CFR, dan CIF diambil dari International Commercial Terms yang disingkat Incoterms. Saat ini yang terbaru adalah Incoterms 2018.

FOB secara sederhana diartikan sebagai Harga Barang, CFR adalah harga barang + ongkos kirim sedangkan CIF adalah harga + ongkir + asuransi #eduBC


Sumber :

https://twitter.com/beacukaiRI/status/1044933082808086533?t=aAk5cSXT_L44WwyFcx4FMg&s=08

Sunday, October 30, 2022

Penerapan Rantai Dingin Logistik Penting untuk Kurangi Sampah Pangan

Bos SCI sebut Penerapan Rantai Dingin Logistik Penting untuk Kurangi Sampah Pangan

Senin, 31 Oktober 2022 05:00 WIB

Chaiman Supply Chain Indonesia (SCI) Setiaji mengatakan penerapan cold chain logistics (CCL) atau rantai dingin logistik sangat penting untuk mengurangi kerugian dan pemborosan terhadap pangan. Dia pun menyitir data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengenai pemborosan terhadap berbagai komoditas pangan.

Pemborosan untuk komoditas buah dan sayur, misalnya, sebesar 45 persen. Kemudian daging sebesar 20 persen dan perikanan sebesar 35 persen.

“CCL juga sangat penting dalam rantai pasok produk farmasi, termasuk vaksin. Kegagalan menjaga suhu dalam proses penyimpanan dan pendistribusian dapat menurunkan kualitas vaksin,” ujar Setiaji dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 30 Oktober 2022. 

Setiaji mengutarakan kebutuhan CCL bisa dilihat dari perbandingan antara kapasitas cold storage atau kamar pendingin yang tersedia serta jumlah populasi di suatu negara. Menurutnya, berdasarkan analisis SCI, Amerika Serikat dan India membutuhkan ruang pendingin 0,36 dan 0,1 meter kubik per orang. Sedangkan di Indonesia hanya 0,05 meter kubik per orang.

“Pengetahuan mengenai CCL sangat penting bagi para mahasiswa Prodi Manajemen Logistik sebagai generasi muda yang akan berkecimpung dalam bidang logistik karena SDM menjadi salah satu faktor keberhasilan implementasi CCL. Faktor lainnya adalah teknologi seperti armada dan fasilitas/infrastruktur, serta proses operasional," ujar Setiaji.

Adapun SCI mengapresiasi Universitas Padjajaran yang menyelenggarakan pelatihan “Basic Logistics” bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Logistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad. Pelatihan yang difasilitasi SCI itu dilakukan secara daring melalui platform Ruang Logistik (ruanglogistik.id).

Adapun pelatihan yang digelar luring bertujuan agar mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar logistik dan cara-cara yang efektif dalam pengelolaan logistik. Materi pelatihan mengacu pada skema Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang logistik berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 94 Tahun 2019.

“Sehingga peserta sekaligus dapat mempersiapkan keikutsertaan dalam sertifikasi profesi logistik nasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),”  kata Setiaji.


Sumber :

https://bisnis.tempo.co/read/1651134/bos-sci-sebut-penerapan-rantai-dingin-logistik-penting-untuk-kurangi-sampah-pangan

Sunday, March 20, 2022

Pemerintah Perkuat Ekosistem Halal Value Chain

Dorong Ekonomi Syariah, Pemerintah Perkuat Ekosistem Halal Value Chain 

Pemerintah memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal value chain.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah sudah mengeluarkan berbagai bauran kebijakan guna mendukung pertumbuhan ekonomi syariah pada 2022. Ekonomi syariah dan industri halal menjadi perhatian pemerintah lantaran kedua sektor tersebut memiliki peluang pertumbuhan menarik secara global. 

Sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi syariah, pemerintah telah memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal value chain terutama sektor pertanian yang terintegrasi, kuliner halal dan fesyen muslim. 

"Selain itu, akan dilakukan percepatan perluasan implementasi halal assurance system sebagai percepatan sertifikasi halal pelaku UMK, perluasan penyaluran Cash-Waqf Linked Sukuk (CWLS), penerapan pembiayaan kreatif syariah, serta implementasi layanan syariah BP Jamsostek," kata Airlangga dalam siaran pers, dikutip Minggu (20/3/2022). 

Tak hanya dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi syariah, Airlangga mengatakan pemerintah juga terus mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital guna mendorong produktivitas masyarakat. Strategi yang telah diterapkan antara lain melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, Kartu Prakerja dan Digital Leadership Academy. 

Strategi-strategi ini diharapkan mampu mendukung pengembangan digital talent dan digitalisasi UMKM termasuk UMKM yang bergerak di sektor halal. Kendati demikian, penyiapan digital talent juga membutuhkan dukungan dari sektor pendidikan. 

Oleh karena itu, di 2022 pemerintah telah mengalokasikan  anggaran sebesar Rp541,7 triliun dan mereformasi pendidikan dengan arah kebijakan yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

"Pemerintah Indonesia mengajak untuk saling bahu membahu dalam hal peningkatan pendidikan dan kebudayaan. Ajakan ini dirumuskan dalam bentuk empat agenda prioritas pada Education Working Group G20, antara lain Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19," ujarnya.


Sumber :

https://ekonomi.bisnis.com/read/20220320/9/1512827/dorong-ekonomi-syariah-pemerintah-perkuat-ekosistem-halal-value-chain

Monday, February 21, 2022

FOB Freight Collect dan Freight Prepaid

FOB FREIGHT COLLECT DAN FOB FREIGHT PREPAID

Penggunaan INCOTERMS sering menimbulkan urusan yang agak berbelit – belit, baik dari pembayaran biaya, tanggung jawab dan resiko dari penjual (seller) kepada pembeli (buyer). Urusan ini tidak selalu sama pada setiap titik pergerakan kargo.

Saat ini penggunaan FOB Freight Collect dan Freight Prepaid sering digunakan dalam mengatasi hal tersebut.


Apa itu FOB Freight Collect dan FOB Freight Prepaid?.

FOB Freight Collect adalah sebuah istilah yang digunakan, dimana pembeli (buyer) bertanggung jawab terhadap semua biaya pengiriman dan akan membayarkannya saat pembeli (buyer) menerima kargo.

Penggunaan FOB Freight collect tidak menghilangkan tanggung jawab penjual (seller) terhadap kargo yang rusak atau hilang selama kargo transit. Ini disebabkan karena ketika kargo transit, penjual (seller) masih diasumsikan sebagai pemilik.

FOB Freight prepaid adalah sebuah istilah yang digunakan, dimana penjual (seller)  memikul tanggung jawab atas semua biaya pengiriman termasuk mengatur pengiriman dari titik pusat pemuatan ke titik bongkar.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk transportasi tersebut diatas, selanjutnya ditagihkan kepada pembeli (buyer), dan untuk asuransi, dapat diatur oleh salah satu pihak.

Penggunaan FOB Freight prepaid sama dengan penggunaan Freight collect yang tidak menghilangkan tanggung jawab penjual (seller) terhadap kargo yang rusak atau hilang selama kargo transit. Ini disebabkan karena ketika kargo transit, penjual (seller) masih diasumsikan sebagai pemilik.


Bagaimana untuk mengetahui siapa yang mengatur dan membayar biaya pengiriman termasuk yang mengontrak pengangkutan?

Bills of lading adalah dokumen hukum antara pengirim kargo dan pengangkut (carrier), yang memberi rincian jenis, jumlah dan tujuan kargo yang diangkut. Ini berfungsi untuk penerimaan kargo di pelabuhan tujuan yang telah ditentukan.

Pada Bills of lading sebagai dokumen hukum, harus tertera dengan jelas istilah mana yang digunakan dari salah satu istilah tersebut, sehingga dapat diketahui siapa yang mengatur dan membayar biaya pengiriman dan pihak mana yang mengontrak pengangkut untuk pengangkutan kargo.

Pengingat : Penggunaan FOB akan menguntungkan bagi pembeli (buyer) dan penggunaan CIF akan menguntungkan bagi penjual (seller)*


Sumber :
https://readmaritime.wordpress.com/2017/10/03/freight-collect-dan-freight-prepaid/

Friday, February 11, 2022

Zero ODOL 2023

Ini Alasan Kenapa Pengusaha Truk Jarang Patuhi Larangan ODOL

Jumat, 11 Februari 2022

| 17:02 WIB

Codey Fredy Lamahayu Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Khusus Tanjung Perak Surabaya membongkar alasan kenapa pengusaha truk atau pemilik angkutan jarang mematuhi larangan over dimension over loading (ODOL) dari pemerintah. Padahal, pemerintah menargetkan Indonesia akan Zero ODOL atau bebas kendaraan barang kelebihan dimensi dan kelebihan muatan tahun depan.

“Jadi begini, ongkos angkut saat ini sudah sangat rendah. Kira-kira sekitar Rp500-Rp550 per ton kilometer. Sehingga semua truk itu ingin mengangkut lebih banyak, bak lebih besar, agar dapat ongkos untuk membiayai perusahaannya. Itu penyebab utama sehingga mereka tidak mau mematuhi zero ODOL. Tapi kami di Organda mendukung penuh Zero ODOL 2023,” ujarnya.

Problemnya, kata dia, lebih banyak truknya daripada yang diangkut. Para pengusaha pemilik barang ingin mendapatkan angkutan yang murah. Sementara, karena jumlah truk yang terlalu banyak, para pengusaha truk akhirnya saling berebut sehingga satu sama lain saling menurunkan harga dan berupaya supaya bisa mengangkut lebih banyak barang.

“Kebijakan Zero ODOL ini, kalau keseluruhan (pengusaha truk) bisa bersama-sama menerapkannya akan menguntungkan. Tapi kalau cuma satu dua saja, akan merugikan para pengusaha yang patuh. Ukuran kepatuhan ini kan hanya bisa dengan jembatan timbang,” katanya ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Jumat (11/2/2022).

Tidak hanya pengusaha angkutan, Codey menegaskan, berkaitan upaya Zero ODOL ini para pemilik barang juga harus menerima konsekuensi dan mau mendukung penerapan kebijakan itu. Sebab, ketika semua pengusaha truk benar-benar patuh pada larangan ODOL, dia menegaskan, ongkos angkut akan terkerek naik.

“Kalau nanti sudah Zero ODOL, ongkos angkut itu akan naik antara 100-200 persen. Bahkan bisa 200-300 persen. Nah, pemilik barang harus mematuhi ongkos baru itu, harus mau membayar,” ujarnya.

Codey menjelaskan bagaimana penerapan Zero ODOL akan berpengaruh pada kenaikan ongkos atau tarif jasa angkut barang. Sebagaimana diketahui, batas angkut sebuah truk yang dalam aturan pemerintah terkait larangan ODOL ini adalah 12 ton. Padahal, selama ini, truk-truk itu bahkan dimodifikasi sedemikian rupa supaya bisa mengangkut lebih dari 20 ton.

“Jadi kalau Zero ODOL diterapkan, pengangkutan barang jadi terbatas. Sesuai aturan larangan ODOL, satu dump truk itu hanya bisa mengangkut maksimal 12 ton. Padahal, tadinya, satu dump truk bisa mengangkut 25-30 ton. Jadi, mau enggak mau, kalau kami (pengusaha truk) patuh pada aturan Zero ODOL, ongkos angkut itu akan naik sampai 300 persen,” ujarnya.

Codey pun mengakui, bila ongkos angkut barang sudah meningkat, hal itu juga akan berdampak pada kenaikan harga barang. Sebab, para pemilik barang yang memanfaatkan jasa angkut bukan tidak mungkin akan ikut menaikkan harga barang mereka untuk menjaga margin keuntungannya.

Bagi para pengusaha truk, Codey mengakui, larangan ODOL ini memang akan mengurangi margin keuntungannya. Karena itulah, perlu ada penyesuaian tarif angkut supaya pengusaha truk bisa lebih patuh. Sementara, fenomena kendaraan barang ODOL ini tidak hanya berdampak ekonomi, seringkali truk yang kelebihan muatan juga memunculkan korban di jalan raya.

Codey kembali menegaskan, Organda di seluruh Indonesia, dari pusat sampai di daerah mendukung penuh target pemerintah Zero ODOL pada 2023. Hanya saja, dia meminta pemerintah tegas dalam menerapkan kebijakan. Termasuk melakukan sosialisasi kepada semua pihak secara masif dan terus menerus.

“Baru-baru ini Dirjen Hubdat sudah mengeluarkan kebijakan, untuk truk yang masih ODOL dilarang melakukan uji KIR. Organda mendukung ini, asalkan ini diterapkan kepada semuanya, dan semua pihak menjalankan aturan ini bersama-sama,” ujarnya.


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/ini-alasan-kenapa-pengusaha-truk-jarang-patuhi-larangan-odol/

Friday, February 4, 2022

Logistics Engineering Adalah

Logistics engineering

Logistics engineering is a field of engineering dedicated to the scientific organization of the purchase, transport, storage, distribution, and warehousing of materials and finished goods. Logistics engineering is a complex science that considers trade-offs in component/system design, repair capability, training, spares inventory, demand history, storage and distribution points, transportation methods, etc., to ensure the "thing" is where it's needed, when it's needed, and operating the way it's needed all at an acceptable cost.

Logistics is generally concerned with cost centre service activities, but provides value via improved efficiency and customer satisfaction. It can quickly lose that value if the customer becomes dissatisfied. The end customer can include another process or work center inside of the manufacturing facility, a warehouse where items are stocked or the final customer who will use the product. 

Another approach which has appeared in recent years is the supply chain management. The supply chain also looks at an efficient chaining of the supply / purchase and distribution sides of an organization. 

While logistics looks at single echelons with the immediate supply and distribution linked up, supply chain looks at multiple echelons/stages, right from procurement of the raw materials to the final distribution of finished goods up to the customer. 

It is based on the basic premise that the supply and distribution activities if integrated with the manufacturing / logistic activities, can result in better profitability for the organization. The local minimum of total cost of the manufacturing operation is getting replaced by the global minimum of total cost of the whole chain, resulting in better profitability for the chain members and hence lower costs for the products.

Logistics engineering as a discipline is a very important aspect of systems engineering that also includes reliability engineering. It is the science and process whereby reliability, maintainability, and availability are designed into products or systems. 

It includes the supply and physical distribution considerations above as well as more fundamental engineering considerations. Logistics engineers work with complex mathematical models that consider elements such as mean time between failures (MTBF), mean time to failure (MTTF), mean time to repair (MTTR), failure mode and effects analysis (FMEA), statistical distributions, queueing theory, and a host of other considerations. 

For example, if we want to produce a system that is 95% reliable (or improve a system to achieve 95% reliability), a logistics engineer understands that total system reliability can be no greater than the least reliable subsystem or component. 

Therefore, our logistics engineer must consider the reliability of all subcomponents or subsystems and modify system design accordingly. If a subsystem is only 50% reliable, one can concentrate on improving the reliability of that subsystem, design in multiple subsystems in parallel (5 in this case would achieve approximately 97% reliability of that subsystem), purchase and store spare subsystems for rapid change out, establish repair capability that would get a failed subsystem back in operation in the required amount of time, and/or choose any combination of those approaches to achieve the optimal cost vs. reliability solution. Then the engineer moves onto the next subsystem.


Sumber :

https://en.wikipedia.org/wiki/Logistics_engineering

Logistics Engineering

WHAT IS LOGISTICS ENGINEERING?

Logistics Engineering is the professional engineering discipline responsible for the integration of support considerations in the design and development; test and evaluation; production and/or construction; operation; maintenance; and the ultimate disposal/recycling of systems and equipment (whole system life cycle).


Logistics Engineering: CLEP Notional Definitions

Logistics Engineers

A professional practitioner who possesses the knowledge and demonstrated skills required for successful application of scientific and mathematical principles, quantitative and qualitative analysis and deductive reasoning to develop and implement solutions to practical problems in the discipline of logistics engineering.

CLEP, 2019


Logistics Engineering

The professional engineering discipline responsible for the integration of support considerations in the design and development; test and evaluation; production and/or construction; operation; maintenance; and the ultimate disposal/recycling of systems and equipment. Additionally, this discipline defines and influences the supporting infrastructure for these systems and equipment (i.e., maintenance, personnel, facilities, support equipment, spares, supply chains, and supporting information/data). The practice of logistics engineering is exercised throughout the system life-cycle by conducting the iterative process of supportability analysis and the accomplishment of trade-off studies to optimize costs and system, logistics, and performance requirements.

CLEP, 2019


Logistics Engineering: System Life Cycle

Logistics Engineers are utilised throughout the entire system life cycle, from concept to disposal, see figure below for the system life cycle stages as per ISO/IEC 15288.

ISO/IEC 15288 System Life Cycle Stages

The roles and responsibilities that Logistics Engineers undertake over the system life cycle are both broad and specialised, see below for some examples of Logistics Engineers tasks.


Concept, Development and Production Stages

When engaged early in the system or capability development, Logistics Engineers are responsible for the integration of support considerations in the design and development; test and evaluation; production and/or construction of the mission system (such as reliability, maintainability, availability, standardisation etc) and also the supporting infrastructure design aka support system design (including maintenance, personnel, facilities, support equipment, spares, supply chains, and supporting information/data).


Utilisation & Support Stage

When engaged during the utilisation stage, Logistics Engineers conduct iterative updates of the supportability analysis (established during the Concept, Design and Development stage). These updates arise due to the program of improvement (supportability optimisation), obsolescence and mission system design changes.


Disposal Stage

When engaged during the disposal phase, Logistics Engineers assist disposal managers with the planning and staged disposal of systems.


Sumber :

https://napessolutions.com/logistics-engineering/

Profesi Logistik Engineer

Apa Itu Logistik Engineer? 

Artikel kali ini akan mengulas mengenai logistik engineer sehingga anda akan mengetahui apa yang dilakukan oleh seorang yang menjabat posisi ini dan seperti apa keseharian mereka dalam bekerja. Saat ini kita tentu sering melihat lowongan kerja yang menyediakan posisi sebagai logistik engineer, maka dari itu perlu bagi kita untuk memahami cara kerja, skill yang diperlukan, dan kompetensi yang menunjang posisi ini.

Dikutip dari Wikipedia, Logistik engineer adalah suatu bidang teknik yang didedikasikan untuk organisasi/perusahaan transportasi, penyimpanan, distribusi, dan pergudangan bahan dan bahan jadi. Seorang logistik engineer umumnya menerapkan ilmu sains dan matematika untuk memastikan bahan maupun jasa dapat didistribusikan dengan cara yang paling efisien dan tentunya menguntungkan.

Untuk gelar pendidikan, profesi ini umumnya diisi oleh orang dengan gelar sarjana, namun banyak juga perusahaan yang menginginkan kandidat dengan gelar master. Pelatihan dan sertifikasi juga diperlukan untuk profesi ini.


Deskripsi Pekerjaan Logistik Engineer

Kata logistik berlaku untuk kegiatan atau proses dimana jasa maupun barang didistribusikan. Dalam kegiatan  tersebut, seorang logistik Engineer berperan merancang dan melakukan analisis terhadap sistem yang akan digunakan untuk mendistribusikan barang maupun jasa tersebut.


Berikut di bawah ini beberapa deskripsi pekerjaan bagi logistik engineer:

  • Menentukan persyaratan untuk keperluan dukungan logistik, seperti jumlah staff yang diperlukan, detail fasilitas, rencana keselamatan dan pemeliharaan.
  • Melakukan analisa dan penafsiran data logistik yang meliputi layanan pelanggan, pengadaan, perkiraan, pembuatan, inventaris, transportasi dan pergudangan.
  • Mengembangkan metrik logistik, analisis internal dan indikator kinerja utama untuk unit bisnis.
  • Mengindentifikasi peluang pengurangan biaya
  • Mengusulkan solusi logistik bagi pelanggan
  • Meninjau komitmen kontrak, spesifikasi pelanggan maupun calon pelanggan, atau informasi terkait untuk menentukan persyaratan logistik atau dukungan.
  • Mengevaluasi efektivitas proses logistik saat ini dan masa depan
  • Mempersiapkan dan memvalidasi dokumen logistik, dan pelaporan data pemeliharaan.
  • Melakukan studi atau analisis logistik, seperti studi waktu, analisis laju, jaringan, dan analisis rantai pasokan
  • Mengembangkan spesifikasi untuk peralatan pendukung, tata letak fasilitas, dan sistem penanganan material, bahan, atau produk
  • Mengidentifikasi dan mengembangkan aturan bisnis maupun prosedur operasi untuk merampingkan proses operasi
  • Mencari informasi dari staf kunci maupun staf lapangan lainnya dengan tujuan mengidentifikasi peluang peningkatan efisiensi maupun pengurangan biaya operasional
  • Melakukan perencanaan serta desain operasional secara komprehensif untuk meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan maupun biaya.
  • Mengevaluasi penggunaan teknologi pelacakan inventaris, perangkat lunak pergudangan berbasis web, atau sistem lainnya untuk memaksimalkan efisiensi pabrik atau pusat distribusi.
  • Menyediakan fasilitas logistik dan menganalisa perencanaan kapasitas untuk keperluan distribusi atau transportasi.
  • Mengevaluasi penggunaan teknologi, seperti GPS, identifikasi frekuensi radio (RFID), perangkat lunak navigasi rute, atau sistem sambungan satelit, untuk meningkatkan efisiensi transportasi.
  • Membuat model atau skenario untuk memprediksi dan menghadapi dampak perubahan keadaan, seperti biaya bahan bakar, penetapan harga jalan, pajak, maupun aturan-aturan lainnya.
  • Menentukan perancangan fasilitas baru atau memodifikasi fasilitas yang ada, berdasarkan faktor-faktor seperti biaya, ruang yang tersedia, jadwal, persyaratan teknis, dan ergonomi.

 

Aktivitas Pekerjaan Utama Bagi Seorang Logistik Engineer

Terdapat beberapa aktivitas yang paling utama bagi seorang yang berprofesi sebagai logistik engineer, meliputi:

  • Berinteraksi Dengan Komputer - Seorang logistik engineer menggunakan komputer untuk memprogram, menulis, memasukkan data, atau memproses informasi.
  • Memperoleh Informasi - Mengamati, menerima, dan mendapatkan informasi dari semua sumber yang relevan terkait kegiatan logistik.
  • Menganalisis Data atau Informasi - Mengidentifikasi prinsip, alasan, atau fakta informasi yang mendasarinya dengan memecah informasi atau data menjadi bagian yang terpisah.
  • Memecahkan Masalah dan Membuat Keputusan- Menganalisis informasi dan mengevaluasi hasil untuk memilih solusi terbaik dan menyelesaikan masalah baik itu masalah administrasi maupun kondisi di lapangan.
  • Berkomunikasi dengan Orang di Luar Organisasi/Perusahaan - Berkomunikasi dengan orang-orang di luar organisasi, mewakili organisasi kepada pelanggan, publik, pemerintah, dan sumber eksternal lainnya. Informasi ini dapat ditukar secara langsung, secara tertulis, atau melalui telepon atau email.
  • Mendokumentasikan / Merekam Informasi - Memasukkan, menyalin, merekam, menyimpan, atau memelihara informasi dalam bentuk tertulis maupun elektronik.
  • Memperbarui dan Menggunakan Pengetahuan yang Relevan - Menjaga agar selalu terbarui secara teknis dan menerapkan pengetahuan baru pada pekerjaan Anda.
  • Mengorganisir, Merencanakan, dan Memprioritaskan Pekerjaan - Mengembangkan tujuan dan rencana spesifik untuk memprioritaskan, mengatur, dan menyelesaikan pekerjaan Anda.
  • Mengevaluasi Informasi untuk Memastikan Kepatuhan terhadap Standar - Menggunakan informasi yang relevan dan penilaian individu untuk memastikan apakah aktivitas atau proses mematuhi hukum, peraturan, atau standar.
  • Membangun dan Memelihara Hubungan Interpersonal - Mengembangkan hubungan kerja yang konstruktif dan kooperatif dengan orang lain khususnya pelanggan, dan menjaga hubungan tersebut dari waktu ke waktu.
  • Berpikir Kreatif - Mengembangkan, merancang, atau membuat aplikasi, ide, hubungan, sistem, atau produk baru, termasuk kontribusi artistik.
  • Mengidentifikasi Objek, Tindakan, dan Peristiwa - Mengidentifikasi informasi dengan mengelompokkan, memperkirakan, mengenali perbedaan atau persamaan, dan mendeteksi adanya suatu perubahan.
  • Pelatihan dan Pengajaran Untuk Orang Lain - Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan orang lain, mengembangkan program atau kelas pendidikan atau pelatihan formal, dan mengajar. Pelatihan ini umumnya diberikan kepada staff yang berhubungan dengan logistik.
  • Mengembangkan dan Membangun Tim - Mendorong dan membangun rasa saling percaya, rasa hormat, dan kerja sama di antara anggota tim.
  • Memperkirakan Karakteristik Produk, dan Informasi yang Dapat Dihitung - Memperkirakan ukuran, jarak, dan jumlah, atau menentukan waktu, biaya, sumber daya, atau bahan yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas kerja.
  • Membuat Pekerjaan dan Kegiatan - Penjadwalan program, kegiatan, serta pekerjaan orang lain.
  • Drafting, Laying Out, dan Menentukan Perangkat Teknis, Bagian, dan Peralatan - Menyediakan dokumentasi, instruksi rinci, gambar, atau spesifikasi untuk memberi tahu orang lain tentang bagaimana perangkat, bagian, peralatan, atau struktur dibuat, dirakit, dirubah, dimodifikasi, dipelihara , dan cara digunakan.
  • Memantau dan Mengontrol Sumber Daya - Memantau dan mengendalikan sumber daya dan mengawasi pengeluaran biaya.
  • Mengembangkan Tujuan dan Strategi - Menetapkan tujuan jangka panjang dan menentukan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
  • Membimbing, Mengarahkan, dan Memotivasi Bawahan - Memberikan bimbingan dan arahan kepada bawahan, termasuk menetapkan standar kinerja dan memantau kinerja.
  • Memeriksa Peralatan, Struktur, atau Bahan - Memeriksa peralatan, struktur, atau bahan untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan atau masalah atau cacat lainnya.
  • Memperbaiki dan Pemeliharaan Peralatan - Servis, perbaikan, kalibrasi, pengaturan, fine-tuning, atau pengujian mesin, perangkat, dan peralatan yang beroperasi.
  • Melakukan Kegiatan Administrasi - Melakukan tugas administrasi sehari-hari seperti memelihara file informasi dan memproses dokumen.
  • Unit Organisasi Kepegawaian - Merekrut, mewawancarai, memilih, merekrut, dan mempromosikan karyawan dalam suatu organisasi.


Kemampuan yang diperlukan untuk menjadi Logistik Engineer

Untuk menjadi seorang yang berposisi sebagai logistik engineer maka ada beberapa kemampuan atau skill yang dibutuhkan untuk posisi ini. Adapun skill yang dimaksud sebagai berikut:

  • Berpikir Kritis - Menggunakan logika dan penalaran untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari solusi alternatif, kesimpulan atau pendekatan untuk masalah.
  • Reading Comprehension - Seorang logistic engineer harus mampu memahami kalimat tertulis dan paragraf dalam dokumen terkait pekerjaan.
  • Mengevaluasi Sistem - Mengidentifikasi tindakan atau indikator sistem kinerja dan tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja.
  • Analisis Sistem - Menentukan bagaimana sistem harus bekerja dan bagaimana perubahan kondisi, operasi, dan lingkungan akan mempengaruhi hasil.
  • Pendengar Aktif - Memberi perhatian penuh pada apa yang dikatakan orang lain, meluangkan waktu untuk memahami poin yang dibuat, dan mengajukan pertanyaan yang sesuai.
  • Manajemen Waktu - Mengelola waktu sendiri dan waktu orang lain
  • Pemecahan Masalah - Mengidentifikasi masalah dan meninjau informasi terkait untuk mengembangkan dan mengevaluasi opsi dan mengimplementasikan solusi.
  • Matematika - Menggunakan matematika untuk dalam bekerja, baik itu untuk pemecahan masalah maupun perhitungan kuantitas barang.
  • Pengambilan Keputusan - Mempertimbangkan biaya relatif dan manfaat dari tindakan potensial untuk memilih yang paling tepat.
  • Menulis dan berbicara - Berkomunikasi secara efektif dalam tulisan yang sesuai untuk kebutuhan audiens, dan berbicara kepada orang lain untuk menyampaikan informasi secara efektif.
  • Kemauan Belajar- Memahami implikasi informasi baru untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan saat ini dan di masa depan
  • Koordinasi - Menyesuaikan tindakan terkait dengan tindakan orang lain.
  • Analisis Operasi - Menganalisis kebutuhan dan persyaratan produk untuk membuat desain.
  • Manajemen Sumber Daya Personalia - Memotivasi, mengembangkan, dan mengarahkan orang saat mereka bekerja, mengidentifikasi orang-orang terbaik untuk pekerjaan itu.
  • Persepsi Sosial - Menyadari reaksi orang lain dan memahami mengapa mereka bereaksi seperti yang mereka lakukan.
  • Monitoring - Memantau / Menilai kinerja diri Anda, orang lain, atau organisasi untuk melakukan perbaikan atau mengambil tindakan korektif.
  • Analisis Kontrol Kualitas - Melakukan tes dan inspeksi produk, layanan, atau proses untuk mengevaluasi kualitas atau kinerja.
  • Manajemen Sumber Daya Material - Memperoleh dan melihat penggunaan peralatan, fasilitas, dan material yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
  • Pemecahan masalah - Menentukan penyebab kesalahan operasi dan memutuskan apa yang harus dilakukan tentang hal itu.
  • Pemilihan Peralatan - Menentukan jenis alat dan peralatan yang paling tepat untuk melakukan suatu pekerjaan.


Gaya Kerja

Setiap posisi kerja memiliki gaya kerja masing-masing. Berikut ini beberapa cara kerja logistik engineer:

  • Ketergantungan - Pekerjaan membutuhkan keandalan, tanggung jawab, dan dapat diandalkan, serta memenuhi kewajiban.
  • Perhatian pada Detail - Pekerjaan membutuhkan kehati-hatian tentang detail dan menyeluruh dalam menyelesaikan tugas kerja.
  • Kerja Sama - Pekerjaan membutuhkan kesenangan dengan orang lain dan menunjukkan sikap kooperatif yang baik.
  • Berpikir Analitis - Pekerjaan membutuhkan analisis informasi dan menggunakan logika untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pekerjaan.
  • Integritas - Pekerjaan membutuhkan kejujuran dan etika.
  • Inisiatif - Pekerjaan membutuhkan kemauan untuk mengambil tanggung jawab dan tantangan.
  • Kegigihan - Pekerjaan membutuhkan kegigihan dalam menghadapi rintangan baik itu tantangan internal maupun external.
  • Kepemimpinan - Pekerjaan ini membutuhkan kemauan untuk memimpin, mengambil alih, dan menawarkan pendapat dan arahan.
  • Toleransi Stres - Pekerjaan mengharuskan menerima kritik dan berurusan dengan masalah yang tak terduga sehingga diperlukan mental yang prima.
  • Inovasi - Pekerjaan membutuhkan kreativitas dan pemikiran alternatif untuk mengembangkan ide dan jawaban baru untuk masalah yang terkait dengan pekerjaan.
  • Kepedulian terhadap Orang Lain - Pekerjaan membutuhkan kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain serta pengertian dan membantu dalam pekerjaan.
  • Kontrol Diri - Pekerjaan membutuhkan ketenangan, mengendalikan emosi, mengendalikan amarah, dan menghindari perilaku agresif, bahkan dalam situasi yang sangat sulit.
  • Orientasi Sosial - Pekerjaan ini mensyaratkan lebih memilih bekerja dengan orang lain daripada sendirian, dan terhubung secara pribadi dengan orang lain di tempat kerja.
  • Kemandirian - Pekerjaan membutuhkan pengembangan cara sendiri dalam melakukan sesuatu, membimbing diri sendiri dengan sedikit atau tanpa pengawasan, dan bergantung pada diri sendiri untuk menyelesaikan sesuatu.


Kompetensi yang diperlukan

Untuk menjadi seorang logistik engineer ada beberapa kompetensi yang perlu kita kuasai, namun kompetensi yang diperlukan juga bergantung dengan bidang organisasi/perusahan kita bergerak. Adapun kompetensi yang dimaksud meliputi:

  • Matematika - Pengetahuan tentang aritmatika, aljabar, geometri, kalkulus, statistik, dan aplikasinya.
  • Bahasa Inggris - Pengetahuan tentang struktur dan isi bahasa Inggris termasuk makna dan ejaan kata, aturan komposisi, dan tata bahasa.
  • Teknik dan Teknologi- Pengetahuan tentang aplikasi praktis dan teknologi rekayasa, ini termasuk penerapan teknik, prosedur, dan peralatan untukkeperluan desain dan produksi berbagai barang dan jasa.
  • Komputer - kemampuan mengoperasikan komputer merupakan hal yang wajib bagi seorang logistik engineer, baik itu penggunaan internet maupun aplikasi pendukung lainnya.
  • Administrasi dan Manajemen - Pengetahuan tentang prinsip-prinsip bisnis dan manajemen yang terlibat dalam perencanaan strategis, alokasi sumber daya, pemodelan sumber daya manusia, teknik kepemimpinan, metode produksi, dan lain sebagainya.
  • Mekanik - Pengetahuan mesin dan alat, termasuk desain, penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaannya.
  • Transportasi - Pengetahuan tentang prinsip dan metode untuk memindahkan orang atau barang melalui udara, kereta api, laut, atau jalan, termasuk biaya dan manfaat.
  • Customer and Personal Service - Pengetahuan tentang prinsip dan proses untuk menyediakan layanan pelanggan dan pribadi. Ini termasuk penilaian kebutuhan pelanggan, memenuhi standar kualitas untuk layanan, dan evaluasi kepuasan pelanggan.
  • Produksi dan Pemrosesan - Pengetahuan tentang bahan baku, proses produksi, kontrol kualitas, biaya, dan teknik lain untuk memaksimalkan pembuatan dan distribusi barang yang efektif.
  • Hukum dan Pemerintahan - Pengetahuan tentang hukum, kode hukum, prosedur pengadilan, preseden, dan peraturan pemerintah.
  • Ekonomi dan Akuntansi - Pengetahuan tentang prinsip dan praktik ekonomi dan akuntansi, pasar keuangan, perbankan dan analisis serta pelaporan data keuangan.
  • Personil dan Sumber Daya Manusia - Pengetahuan tentang prinsip dan prosedur untuk perekrutan, seleksi, pelatihan, kompensasi dan tunjangan personil.


Insinyur logistik harus memiliki pengetahuan dasar tentang praktik bisnis, karena hubungan antara pemasok, distributor, dan pelanggan sangat penting bagi industri mereka. Namun, insinyur logistik bekerja jauh lebih banyak di belakang layar dunia konsumen, memastikan semuanya berjalan dengan lancar.


Sumber :

https://www.prosesindustri.com/2019/10/apa-itu-logistik-engineer.html

Wednesday, December 8, 2021

Apa itu Gudang Berikat?

Selain Kawasan Berikat, salah satu bentuk fasilitas dari Kementerian Keuangan kepada perusahaan yang diatur dan dijalankan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Gudang Berikat. 

Gudang berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan berupa pengemasan/pengemasan kembali, penyortiran, penggabungan (kitting), pengepakan, penyetelan, pemotongan, atas barang-barang tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali

Tempat Penimbunan Berikat itu sendiri adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun, mengolah, memamerkan dan/atau menyediakan barang untuk dijual dengan mendapatkan penangguhan Bea Masuk.

Selain mendapatkan penangguhan bea masuk, kepada Gudang Berikat juga diberikan fasilitas kemudahan pelayanan perijinan, kemudahan pelayanan kegiatan operasional dan kemudahan kepabeanan dan cukai lainnya. 

Terhadap Gudang Berikat juga dapat dilakukan pemeriksaan pabean dalam rangka pengawasan, namun dilakukan secara selektif berdasarkan manajemen resiko dengan tetap menjamin kelancaran arus barang.

Ada 3 (tiga) jenis Gudang Berikat, yaitu:

  1. Gudang Berikat Pendukung Kegiatan Industri, yaitu Gudang Berikat yang menimbun dan menyediakan barang impor untuk didistribusikan kepada industri di dalam daerah pabean atau Kawasan Berikat. Industri yang dimaksud dapat berupa: manufaktur, pertambangan, alat berat, atau industri jasa perminyakan;
  2. Gudang Berikat Pusat Distribusi Khusus Toko Bebas Bea, yaitu Gudang Berikat yang menimbun dan mendistribusikan barang impor ke Toko Bebas Bea; atau
  3. Gudang Berikat Transit, yaitu Gudang Berikat yang menimbun dan mendistribusikan barang impor ke luar daerah pabean.

Sedangkan subjek Gudang Berikat itu sendiri ada 3 (tiga), antara lain:

  1. Penyelenggara Gudang Berikat, yaitu pihak yang melakukan kegiatan menyediakan dan mengelola kawasan untuk kegiatan pengusahaan kawasan berikat, izinnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dan mempunyai masa berlaku ijin selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang;
  2. Pengusaha Gudang Berikat, yaitu pihak yang melakukan kegiatan pengusahaan Gudang Berikat, izinnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dan mempunyai masa berlaku ijin selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang;
  3. Pengusaha di Gudang Berikat merangkap Penyelenggara di Gudang Berikat (PDGB).


Sumber :

https://bcbogor.beacukai.go.id/layanan/gudang-berikat/

Tempat Penimbunan Berikat

Tempat Penimbunan Berikat adalah bangunan, tempat atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun, mengolah, memamerkan dan/atau menyediakan barang untuk dijual dengan mendapatkan penangguhan Bea Masuk.

Terdapat 6 (enam) jenis Tempat Penimbunan Berikat (TPB) yaitu 

  1. Gudang Berikat (GB), 
  2. Kawasan Berikat (KB), 
  3. Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat (TPPB), 
  4. Toko Beras Bea (TBB), 
  5. Tempat Lelang Berikat (TLB), 
  6. Kawasan Daur Ulang Berikat (KDUB).

Mari kita bahas satu persatu definisi dari 6 jenis TPB diatas

  1. Gudang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan berupa pengemasan/pengemasan kembali, penyortiran, penggabungan (kitting), pengepakan, penyetelan, pemotongan, atas barang-barang tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali.
  2. Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor.
  3. Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dalam jangka waktu tertentu, dengan atau tanpa barang dari dalam Daerah Pabean untuk dipamerkan.
  4. Toko Bebas Bea adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal impor dan/atau barang asal Daerah Pabean untuk dijual kepada orang tertentu.
  5. Tempat Lelang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dalam jangka waktu tertentu untuk dijual secara lelang.
  6. Kawasan Daur Ulang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dalam jangka waktu tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan daur ulang limbah asal impor dan/atau asal Daerah Pabean sehingga menjadi produk yang mempunyai nilai tambah serta nilai ekonomi yang lebih tinggi.


Sumber :

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/32TAHUN2009PP.htm

https://www.beacukai.go.id/faq/pengertian-tempat-penimbunan-berikat.html

http://repository.stei.ac.id/849/3/BAB%202%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

Wednesday, November 24, 2021

'Kiamat' Kontainer Makin Gawat

'Kiamat' Kontainer Makin Gawat, Korsel Minta Bantuan ke RI

23 November 2021

Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid - 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.

Menteri BUMN Erick Thohir bicara mengenai permasalahan rantai pasok global yang menjadi tantangan bagi Indonesia ke depan. Salah satu yang menjadi permasalahan adalah kelangkaan kontainer.

Kelangkaan kontainer terjadi karena tidak ada keseimbangan perdagangan dunia. Jadwal kapal berlayar semakin sedikit yang membuat harga pengiriman kargo atau freight melonjak drastis. Sehingga beberapa negara banyak terkendala pasokan bahan baku.

"Kontainer sangat kekurangan, kemarin saya rapat dengan Dubes Korea Selatan untuk pertama kali Korea Korea kekurangan untuk UREA Industri minta kita ekspor ke sana. Kebijakan perdagangan global disampaikan presiden waktu G20 supply chain ini mempengaruhi, sehingga kita diminta kirim raw material sebanyak-banyaknya," kata Erick dalam webinar Potret Masa Depan Industri Logistik Indonesia di Era Disrupsi, Selasa, (23/11/2021).

Erick mewanti-wanti perlu adanya antisipasi supaya tidak terjadi shock di Indonesia. terlebih ada tekanan global shock dimana harga komoditas sedang tinggi.

Selain itu Erick Thohir juga menyinggung biaya logistik Indonesia yang masih mahal. Dimana Indonesia tercatat 23% dari Gross Domestic Product (GDP), beda dengan Singapura hanya 8%, Malaysia 13%, dan India 13%.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resah dengan gangguan rantai pasok global. Ini yang menjadi masalah bau yang menghantui dunia usai pandemi Covid - 19.

"Bingungnya negara-negara sekarang ini berkaitan dengan global supply chain dan ketergantungan kita pada satu, dua, tiga negara. Juga kesulitan kontainer, hampir semua ini karena disrupsi yang memang mengacaukan dan kompleksitas tambah, semakin bertambah," tegas Jokowi.


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/news/20211123155050-4-293793/kiamat-kontainer-makin-gawat-korsel-minta-bantuan-ke-ri

Thursday, September 23, 2021

Logistik Targetkan 70 Persen

Pengusaha angkutan logistik targetkan faktor muat 70 persen

Jumat, 24 September 2021 5:03 WIB

Dokumentasi - Proyek Simpang Susun Teluk Lamong Surabaya dibangun untuk mempermudah akses angkutan logistik ke berbagai daerah yang berasal dari kapal-kapal yang berlabuh di Terminal Teluk Lamong Surabaya. (ANTARA Jatim/ Didik Suhartono)

Surabaya (ANTARA) - Salah satu usaha yang terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di masa pandemi virus corona (COVID-19) adalah angkutan logistik.

Faktor muat menurun hingga 40 persen di masa PPKM karena mayoritas supplier menghentikan pengiriman setelah barang-barangnya kurang laku akibat pembatasan jam operasional mal dan toko-toko, selain banyak penyekatan di jalan raya.

Setelah Jawa Timur dinyatakan berstatus zona kuning COVID-19, faktor muat angkutan logistik diyakini bakal kembali tumbuh hingga mencapai 70 persen.


Sumber :

https://jatim.antaranews.com/berita/528225/pengusaha-angkutan-logistik-targetkan-faktor-muat-70-persen

Friday, September 3, 2021

Warehouse vs Logistik

Apa sih perbedaan perusahaan Warehouse dan Logistik?

5 Apr 2020

Masih banyak orang yang mengira kalau perusahaan Logistics dan Perusahaan Warehouse adalah perusahaan yang sama. Memang sama-sama memiliki gudang, tapi jika dilihat lebih dalam lagi, penggunaan gudang tersebut bisa dikatakan berbeda walaupun cuma sedikit.

Yuk kita bahas apa itu perusahaan Logistics dan apa itu perusahaan Warehouse.


Perusahaan Warehouse

Biasanya perusahaan ini adalah perusahaan pergudangan yang di mana di gudang ini akan memproduksi suatu bahan/barang dan menghasilkan jumlah dalam periode waktu tertentu yang nanti akan dikirimkan ke pelanggan sesuai pesanan. Warehouse tidak hanya menyimpan barang, tapi juga membuat, mengolah, dan mengirimkan ke para pelanggan.

Contoh perusahaan Warehouse : perusahaan STOQO, HappyFresh, PT.Gumindo, dan ID Commerce


Perusahaan Logistics

Perusahaan ini bisa disebut sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan juga pergudangan. Pergudangan di perusahaan logistik digunakan untuk menyimpan barang untuk sementara. Barang ini bisa berasal dari produsen atau perusahaan lain, yang menggunakan jasa perusahaan logistik untuk mengirimkan barang tersebut ke pelanggan.

Contoh perusahaan Logistik : ID Express, Ninja Xpress, Rara Delivery, JET Express, dan lain-lain


Intinya, kedua perusahaan ini bisa disatukan menjadi satu kategori menjadi Logistics&Warehouse. Soalnya, perusahaan ini sama-sama menggunakan gudang dan sama-sama melakukan pengiriman dari gudang ke konsumen atau ke produsen yang lain. Bedanya hanya penggunaan gudang yang ke dua perusahaan ini miliki.

Sumber : https://www.workmate.asia/id/blog/apasih-perbedaan-perusahaan-warehouse-dan-logisitik


Ketahui Apa Itu Warehouse & Logistik, Serta Kegunaannya

June 2, 2021

Warehouse dan logistik mempunyai fungsi yang berbeda meskipun tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Mari kita pahami lebih dalam mengenai perusahaan warehouse dan perusahaan logistik serta perbedaan mendasar dari keduanya.


Pengertian Perusahaan Warehouse

Perusahaan warehouse adalah perusahaan yang bergerak di jasa pergudangan. Akan tetapi, perusahaan warehouse tidak hanya menyimpan barang. Perusahaan ini juga memproduksi produk dengan jumlah tertentu pada periode tertentu untuk kemudian dikirimkan kepada para pelanggan sesuai dengan pesanan yang dibuat.


Pengertian Perusahaan Logistik

Perusahaan logistik lebih fokus di jasa transportasi dan pergudangan. Memang benar bahwa perusahaan logistik dan warehouse adalah perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang pergudangan. Akan tetapi, perusahaan logistik menggunakan pergudangannya hanya untuk menyimpan produk untuk sementara. 

Perusahaan logistik tidak memproduksi barang yang disimpan di dalam warehouse sendiri. Barang yang disimpan dalam pergudangan perusahaan logistik berasal dari perusahaan lain yang menggunakan layanan perusahaan logistik untuk mengirimkan barang tersebut ke alamat pengiriman pelanggan.


Warehouse Logistik

Jika disederhanakan, perusahaan warehouse adalah pergudangan perusahaan yang memproduksi barang untuk dikirim langsung ke pelanggan, sementara perusahaan logistik adalah perusahaan jasa pengiriman yang menggunakan pergudangan untuk menyimpan barang kiriman pelanggan untuk sementara.

Akan tetapi, kedua jenis perusahaan ini sering disatukan ke dalam satu kategori, yaitu warehouse logistik. Mengapa demikian? Lihat saja, kedua perusahaan tersebut sama-sama memakai pergudangan dalam rantai produksinya. Selain itu, keduanya juga sama-sama mengirim produk dari gudang ke pelanggan baik konsumen maupun produsen lain. Tidak heran jika kedua perusahaan tersebut sering dianggap sama walaupun pemanfaatan gudang logistik dan warehouse adalah berbeda sama sekali.


Manfaat Warehouse Logistik

Berikutnya kita bahas manfaat warehouse logistik sehingga kita tak perlu ragu untuk menggunakan jasa perusahaan warehouse logistik. 

Alasan pertama untuk menggunakan jasa perusahaan warehouse logistik adalah kontrol kualitas barang yang disimpan di dalamnya. Perusahaan warehouse logistik menyediakan fasilitas yang sesuai dengan barang yang akan disimpan. Gudang produk makanan misalnya mempunyai fasilitas yang berbeda dengan gudang penyimpanan barang bukan makanan. Kualitas produk yang disimpan dalam gudang tetap terjaga sebelum dikirim karena kondisi produk akan dicatat secara berkala.

Selain itu, warehouse juga menjadi pusat informasi yang berguna bagi perusahaan. Dari warehouse, perusahaan bisa mendapatkan informasi mengenai ketersediaan produk, permintaan dan penawaran, perputaran produk, dan pergerakan produk tersebut ke konsumen. Dari data tersebut, produsen bisa mengambil keputusan berdasarkan produk mana yang akan tren maupun tidak.

Karena lengkapnya data warehouse, pengiriman produk akan menjadi lebih efisien. Tak hanya membuat produk lebih cepat diterima oleh konsumen, menggunakan jasa warehouse juga akan membuat kepuasan pelanggan meningkat.

Walaupun pada dasarnya warehouse adalah tempat untuk menyimpan produk, warehouse juga bisa memberikan ruang untuk merakit barang sebelum dikirim ke konsumen. Warehouse juga bisa menjadi pusat pengembalian barang.

Sumber : https://blog.shipper.id/tips/ketahui-apa-itu-warehouse/

Related Posts