Arif Budianto
Rabu, 27 November 2019 - 14:50 WIB
Info grafis indeks performa kinerja bisnis logistik di Indonesia. Foto/SINDOnews/Dok
BANDUNG - Sektor logistik di Indonesia dalam 5 tahun terakhir, dinilai belum efisien, ditandai dengan biaya logistik masih cukup tinggi. Bahkan, bila dibandingkan negara ASEAN, sektor logistik Indonesia terus tertinggal.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan, berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) pada 2018, kinerja sektor logistik Indonesia tak hanya tertinggal oleh Singapura, Thailand, dan Malaysia, tetapi juga Vietnam.
Menurut dia, diperlukan pembenahan sektor logistik Indonesia. Untuk meningkatan efisiensi dan kinerja, perlu dilakukan pembenahan fundamental. Sebab, sektor logistik Indonesia menghadapi tantangan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi, penguatan struktur industri, serta peningkatan daya saing produk dan komoditas.
"Sektor logistik Indonesia yang multistakeholder setidaknya membutuhkan figur pimpinan dengan kemampuan memadai untuk mengkoordinasikan para pihak terkait dari sejumlah kementerian atau lembaga dan badan usaha dari berbagai sektor, hingga pemerintah daerah," kata Setijadi, Rabu (27/11/2019).
Selain harus mempunyai integritas tinggi, figur tersebut harus terbuka menerima pandangan dan pemikiran dari berbagai pihak. Termasuk dari para pelaku usaha serta lembaga penelitian dan pengembangan sektor logistik.
Pandangan dan pemikiran itu, ujar dia, sangat penting sebagai masukan dalam perbaikan dan pengembangan sistem logistik yang sangat dinamis.
Sosok tersebut juga harus independen dan tidak terafiliasi dengan pihak-pihak lain. Misalnya asosiasi atau lembaga tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
"Program pembangunan logistik sangat diperlukan juga untuk menghadapi berbagai tantangan pada saat ini dan masa depan dalam bentuk digitalisasi, sharing economy, internet of things, cloud logistics, dan blockchain," ujar dia.
Menurut dia, SCI merekomendasikan koordinasi sektor logistik dipegang oleh pejabat eselon I. Caranya, pemerintah membentuk lembaga logistik permanen dalam bentuk badan logistik nasional dan regulasi yang kuat agar perencanaan dan implementasi pengembangan sektor logistik lebih efektif.
Sumber :
https://jabar.sindonews.com/read/12459/1/tak-efisien-dan-mahal-sektor-logistik-indonesia-tertinggal-di-asean-1574838670
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi , logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier.
Wednesday, November 27, 2019
Tuesday, November 19, 2019
Bea dan Cukai Bangun Platform Logistik Nasional
Bea dan Cukai Bangun Platform Logistik Nasional, Ini Detailnya
Platform itu dapat mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan yang kini sudah ada di CEISA yaitu importir/eksportir dengan komunitas logistik di sektor supply yaitu penyedia jasa logistik.
Rinaldi Mohammad AzkaRinaldi Mohammad Azka - Bisnis.com
19 November 2019 | 06:18 WIB
Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tengah mengembangkan National Logistic Ecosystem (NLE) menjadi platform yang mempertemukan komunitas logistik antara sektor permintaan dan penawaran.
Kepala Sub Direktorat Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeua) Deni Sujantoro menuturkan melalui sistem CEISA (Customs Excise Information System and Automation) 4.0 sedang mengembangkan National Logistic Ecosistem (NLE).
Platform tersebut dapat mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan yang kini sudah ada di CEISA yaitu importir/eksportir dengan komunitas logistik di sektor supply yaitu penyedia jasa logistik.
"Dengan konsep Colaboration Application Programming Interface [API] semua platform logistik seperti trucking, warehousing, shipping, forwarder, baik domestik maupun global dapat bergabung untuk dapat sharing informasi," paparnya kepada Bisnis.com, Senin (18/11/2019).
Menurutnya, CEISA NLE memfasilitasi importir dan eksportir dapat melihat dan memilih harga dan kualitas atas ketersediaan truck, vessel, warehouse dalam satu aplikasi.
Pada era baru ini, jelasnya, kolaborasi menjadi kata kuncinya, konektivitas digital yang semakin lancar dari end to end tanpa ada intervensi proses manual adalah cita-cita dari semua pihak baik dari sektor swasta dan sektor pemerintah.
"Dengan pendekatan kolaborasi dapat memastikan integrasi antarsektor dapat terjalin tanpa mematikan atau menghilangkan sistem yang sudah ada di masing-masing sektor," tuturnya.
Teknologi Open API, jelasnya, yang membuat konsep kolaborasi ini dapat diwujudkan saat ini. Saat ini CEISA NLE dalam proses integrasi dengan salah satu platform shipping global yaitu TradeLanes Blockchain dan salah satu platform logistik dalam negeri yang bergerak di bidang trucking dan shipping.
"Harapannya ke depan platform logisitik lainya dapat ikut menyusul bergabung. Dengan demikian, cita-cita untuk mewujudkan sistem logistik di Indonesia yang efisien, transparan, dan terintegrasi dari end to end dapat segera terwujud," ujarnya.
Lebih lanjut, dia berharap dengan adanya platform tersebut, daya saing global 4.0 Indonesia meningkat serta Logistik Performance Index Indonesia semakin baik.
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191119/98/1171792/bea-dan-cukai-bangun-platform-logistik-nasional-ini-detailnya
Platform itu dapat mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan yang kini sudah ada di CEISA yaitu importir/eksportir dengan komunitas logistik di sektor supply yaitu penyedia jasa logistik.
Rinaldi Mohammad AzkaRinaldi Mohammad Azka - Bisnis.com
19 November 2019 | 06:18 WIB
Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tengah mengembangkan National Logistic Ecosystem (NLE) menjadi platform yang mempertemukan komunitas logistik antara sektor permintaan dan penawaran.
Kepala Sub Direktorat Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeua) Deni Sujantoro menuturkan melalui sistem CEISA (Customs Excise Information System and Automation) 4.0 sedang mengembangkan National Logistic Ecosistem (NLE).
Platform tersebut dapat mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan yang kini sudah ada di CEISA yaitu importir/eksportir dengan komunitas logistik di sektor supply yaitu penyedia jasa logistik.
"Dengan konsep Colaboration Application Programming Interface [API] semua platform logistik seperti trucking, warehousing, shipping, forwarder, baik domestik maupun global dapat bergabung untuk dapat sharing informasi," paparnya kepada Bisnis.com, Senin (18/11/2019).
Menurutnya, CEISA NLE memfasilitasi importir dan eksportir dapat melihat dan memilih harga dan kualitas atas ketersediaan truck, vessel, warehouse dalam satu aplikasi.
Pada era baru ini, jelasnya, kolaborasi menjadi kata kuncinya, konektivitas digital yang semakin lancar dari end to end tanpa ada intervensi proses manual adalah cita-cita dari semua pihak baik dari sektor swasta dan sektor pemerintah.
"Dengan pendekatan kolaborasi dapat memastikan integrasi antarsektor dapat terjalin tanpa mematikan atau menghilangkan sistem yang sudah ada di masing-masing sektor," tuturnya.
Teknologi Open API, jelasnya, yang membuat konsep kolaborasi ini dapat diwujudkan saat ini. Saat ini CEISA NLE dalam proses integrasi dengan salah satu platform shipping global yaitu TradeLanes Blockchain dan salah satu platform logistik dalam negeri yang bergerak di bidang trucking dan shipping.
"Harapannya ke depan platform logisitik lainya dapat ikut menyusul bergabung. Dengan demikian, cita-cita untuk mewujudkan sistem logistik di Indonesia yang efisien, transparan, dan terintegrasi dari end to end dapat segera terwujud," ujarnya.
Lebih lanjut, dia berharap dengan adanya platform tersebut, daya saing global 4.0 Indonesia meningkat serta Logistik Performance Index Indonesia semakin baik.
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191119/98/1171792/bea-dan-cukai-bangun-platform-logistik-nasional-ini-detailnya
Monday, November 18, 2019
Masuki Industri 4.0, Pelni Akan Luncurkan Aplikasi Logistik Awal 2020
Michelle Natalia
Senin, 18 November 2019 - 01:11 WIB
Manajemen Pelni memberikan penjelasan soal aplikasi logistik untuk memberi layanan door to door kepada konsumen. Foto/SINDOnews/Michelle Natalia
LEMBANG - Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), atau dikenal sebagai Pelni, akan meluncurkan aplikasi logistik digital di bulan Januari 2020. Ini merupakan salah satu langkah Pelni untuk mewujudkan visi tambahan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024.
"Visi kami nanti, bukan hanya unggul di bidang pelayaran, tetapi juga menjadi logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara. Untuk itu, kami perlu memberikan layanan door to door kepada konsumen melalui aplikasi yang telah kami kembangkan selama dua tahun terakhir," ujar Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni, Harry Boediarto di Lembang, Minggu (17/11/2019).
Ia mengatakan dengan teknologi dan ekonomi digital yang berkembang pesat saat ini, tuntutan konsumen agar proses logistik menjadi lebih mudah.
"Masyarakat saat ini ingin semua barang bisa langsung dikirim ke depan pintu rumahnya, oleh karena itu, kami mengimplementasikan new bill of lading untuk aplikasi layanan door to door tersebut," lanjut Harry.
Harry menjelaskan bahwa aplikasi tersebut akan mengakomodasi kepentingan konsumen dan publik. Selain itu, aplikasi tersebut juga akan memberikan konektivitas setelah turun dari kapal, bersifat open source dengan bekerja sama dengan berbagai mitra angkutan darat.
Saat ini, Pelni sudah menggandeng PT Kereta Api Logistik (Kalog) dan PT Pos Indonesia untuk memaksimalkan layanan logistik, namun tidak menutup kemungkinan Pelni juga akan menggandeng mitra lainnya, baik dari BUMN maupun swasta.
"Kami memang hanya memberikan layanan pelayaran, tetapi aplikasi tersebut mengintegrasikan peran-peran lainnya. Proses pembuatannya memakan waktu lama karena kami juga masih melihat business process yang ada, kami harus mempersiapkan sistem dari hulu ke hilir," terangnya.
Harry menuturkan untuk hal ticketing, pihaknya masih mengalami kesulitan dalam kerjasama dengan perbankan. Untuk saat ini, tiket bisa dipesan di 162 dan dibayar melalui BRI, Alfamart, Indomaret, atau di kantor pos. "Namun, kami masih tetap mengejar supaya masyarakat bisa menggunakan opsi e-payment atau jasa travel online nantinya."
Sumber :
https://ekbis.sindonews.com/read/1459734/34/masuki-industri-40-pelni-akan-luncurkan-aplikasi-logistik-awal-2020-1574004147
Senin, 18 November 2019 - 01:11 WIB
Manajemen Pelni memberikan penjelasan soal aplikasi logistik untuk memberi layanan door to door kepada konsumen. Foto/SINDOnews/Michelle Natalia
LEMBANG - Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), atau dikenal sebagai Pelni, akan meluncurkan aplikasi logistik digital di bulan Januari 2020. Ini merupakan salah satu langkah Pelni untuk mewujudkan visi tambahan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024.
"Visi kami nanti, bukan hanya unggul di bidang pelayaran, tetapi juga menjadi logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara. Untuk itu, kami perlu memberikan layanan door to door kepada konsumen melalui aplikasi yang telah kami kembangkan selama dua tahun terakhir," ujar Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni, Harry Boediarto di Lembang, Minggu (17/11/2019).
Ia mengatakan dengan teknologi dan ekonomi digital yang berkembang pesat saat ini, tuntutan konsumen agar proses logistik menjadi lebih mudah.
"Masyarakat saat ini ingin semua barang bisa langsung dikirim ke depan pintu rumahnya, oleh karena itu, kami mengimplementasikan new bill of lading untuk aplikasi layanan door to door tersebut," lanjut Harry.
Harry menjelaskan bahwa aplikasi tersebut akan mengakomodasi kepentingan konsumen dan publik. Selain itu, aplikasi tersebut juga akan memberikan konektivitas setelah turun dari kapal, bersifat open source dengan bekerja sama dengan berbagai mitra angkutan darat.
Saat ini, Pelni sudah menggandeng PT Kereta Api Logistik (Kalog) dan PT Pos Indonesia untuk memaksimalkan layanan logistik, namun tidak menutup kemungkinan Pelni juga akan menggandeng mitra lainnya, baik dari BUMN maupun swasta.
"Kami memang hanya memberikan layanan pelayaran, tetapi aplikasi tersebut mengintegrasikan peran-peran lainnya. Proses pembuatannya memakan waktu lama karena kami juga masih melihat business process yang ada, kami harus mempersiapkan sistem dari hulu ke hilir," terangnya.
Harry menuturkan untuk hal ticketing, pihaknya masih mengalami kesulitan dalam kerjasama dengan perbankan. Untuk saat ini, tiket bisa dipesan di 162 dan dibayar melalui BRI, Alfamart, Indomaret, atau di kantor pos. "Namun, kami masih tetap mengejar supaya masyarakat bisa menggunakan opsi e-payment atau jasa travel online nantinya."
Sumber :
https://ekbis.sindonews.com/read/1459734/34/masuki-industri-40-pelni-akan-luncurkan-aplikasi-logistik-awal-2020-1574004147
Friday, November 15, 2019
2020, Tol Laut Diintegrasikan dengan Platform Digital Jual Beli Barang
Pada awal 2020 pemerintah berencana mengintegrasikan program Tol Laut dengan platform digital yang melayani jasa pengiriman barang maupun jual beli barang antar pulau.
Peni WidartiPeni Widarti - Bisnis.com
15 November 2019 | 16:54 WIB
Bisnis.com, SURABAYA – Pada awal 2020 pemerintah berencana mengintegrasikan program Tol Laut dengan platform digital yang melayani jasa pengiriman barang maupun jual beli barang antar pulau.
Hasan Sadili, Kasi Tramper dan Pelayaran Rakyat Subdit Lalu Lintas dan Angkutan Laut Salam Negeri, Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub mengatakan keberadaan platform digital seperti Prahu Hub cukup membantu proses pengiriman barang ke Indonesia Timur. Hanya saja, selama ini Prahu Hub banyak melayani pengiriman komersial.
“Kalau untuk pengiriman barang yang subsidi, platform ini belum pernah. Makanya awal 2020 akan kami terapkan, setelah ini kami akan diskusi serius dengan pemilik platform untuk menginformasikan barang yang potensi di daerah-daerah timur,” jelasnya seusai Forum Bisnis Menguak Potensi Bisnis dan Masalah Logistik, Jumat (15/11/2019).
Dia mengakui, program Tol Laut selama 5 tahun ini sudah berjalan tetapi belum optimal. Salah satu tantangan dalam program ini cukup klasik, yakni kapal yang berangkat dari Jawa menuju timur Indonesia belum bisa terisi penuh, dan sebaliknya kapal yang kembali sedikit mengangkut barang.
Baca juga: Gusur Monopoli di Tol Laut, Menhub akan Libatkan Startup
“Bukan cuma muatan balik yang kosong, bahkan saat berangkat spacenya masih tersedia. Saat berangkat mengangkut 70%, waktu balik hanya di bawah 10%, paling banyak balik hanya 30 kontainer," ujarnya”
Menurutnya, kondisi tersebut terutama terjadi pada daerah terluar, terpencil, dan terisolasi yang memang menjadi tujuan Tol Laut. Apalagi di wilayah tersebut,masih ada hambatan IT sehingga barang/muatan yang potensial di setiap daerah itu tidak terinformasi dengan baik.
“Untuk itu, platform Prahu Hub sekarang sudah punya aplikasi namanya Produk Indo yang akan mempertemukan penjual dan pembeli. Ini akan kami sosialisasikan ke daerah tujuan Tol Laut, dan kami bekerja sama dengan Kemendes,” imbuhnya.
Adapun program Tol Laut tahun ini tercatat ada 20 trayek. Hingga November 2019, realisasi muatan barang melalui program ini baru mencapai 70% dari target 300.000 ton. Rencananya pada 2020, trayek Tol Laut akan ditambah menjadi 21 sampai 24 trayek.
Founder Prahu Hub, Benny Sukamto menambahkan baru-baru ini Prahu Hub mengembangkan platform Produk Indo yang menjembatani proses jual beli barang dalam jumlah besar sehingga ada kepastian muatan kapal pada saat pengiriman.
“Produk Indo ini sudah dilaunching 3 bulan lalu, dan yang sudah masuk itu seperti Indofood yang kelasnya gede, mereka melakukan pengiriman ke timur Indonesia,” katanya.
Benny mengatakan pihaknya akan melakukan promosi dan sosialisasi ke daerah-daerah yang memiliki komoditas potensial untuk dikirim ke Jawa sebagai bahan baku industri, misalnya seperti kopra, cengkeh atau lada.
“Dengan begitu, kapal dari Jawa mengangkut barang seperti produk makanan jadi, ataupun bahan makanan, serta bahan bangunan, dan saat kapal kembali ke Jawa bisa mengangkut komoditas daerah tersebut,” imbuhnya.
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191115/98/1170838/2020-tol-laut-diintegrasikan-dengan-platform-digital-jual-beli-barang
Peni WidartiPeni Widarti - Bisnis.com
15 November 2019 | 16:54 WIB
Bisnis.com, SURABAYA – Pada awal 2020 pemerintah berencana mengintegrasikan program Tol Laut dengan platform digital yang melayani jasa pengiriman barang maupun jual beli barang antar pulau.
Hasan Sadili, Kasi Tramper dan Pelayaran Rakyat Subdit Lalu Lintas dan Angkutan Laut Salam Negeri, Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub mengatakan keberadaan platform digital seperti Prahu Hub cukup membantu proses pengiriman barang ke Indonesia Timur. Hanya saja, selama ini Prahu Hub banyak melayani pengiriman komersial.
“Kalau untuk pengiriman barang yang subsidi, platform ini belum pernah. Makanya awal 2020 akan kami terapkan, setelah ini kami akan diskusi serius dengan pemilik platform untuk menginformasikan barang yang potensi di daerah-daerah timur,” jelasnya seusai Forum Bisnis Menguak Potensi Bisnis dan Masalah Logistik, Jumat (15/11/2019).
Dia mengakui, program Tol Laut selama 5 tahun ini sudah berjalan tetapi belum optimal. Salah satu tantangan dalam program ini cukup klasik, yakni kapal yang berangkat dari Jawa menuju timur Indonesia belum bisa terisi penuh, dan sebaliknya kapal yang kembali sedikit mengangkut barang.
Baca juga: Gusur Monopoli di Tol Laut, Menhub akan Libatkan Startup
“Bukan cuma muatan balik yang kosong, bahkan saat berangkat spacenya masih tersedia. Saat berangkat mengangkut 70%, waktu balik hanya di bawah 10%, paling banyak balik hanya 30 kontainer," ujarnya”
Menurutnya, kondisi tersebut terutama terjadi pada daerah terluar, terpencil, dan terisolasi yang memang menjadi tujuan Tol Laut. Apalagi di wilayah tersebut,masih ada hambatan IT sehingga barang/muatan yang potensial di setiap daerah itu tidak terinformasi dengan baik.
“Untuk itu, platform Prahu Hub sekarang sudah punya aplikasi namanya Produk Indo yang akan mempertemukan penjual dan pembeli. Ini akan kami sosialisasikan ke daerah tujuan Tol Laut, dan kami bekerja sama dengan Kemendes,” imbuhnya.
Adapun program Tol Laut tahun ini tercatat ada 20 trayek. Hingga November 2019, realisasi muatan barang melalui program ini baru mencapai 70% dari target 300.000 ton. Rencananya pada 2020, trayek Tol Laut akan ditambah menjadi 21 sampai 24 trayek.
Founder Prahu Hub, Benny Sukamto menambahkan baru-baru ini Prahu Hub mengembangkan platform Produk Indo yang menjembatani proses jual beli barang dalam jumlah besar sehingga ada kepastian muatan kapal pada saat pengiriman.
“Produk Indo ini sudah dilaunching 3 bulan lalu, dan yang sudah masuk itu seperti Indofood yang kelasnya gede, mereka melakukan pengiriman ke timur Indonesia,” katanya.
Benny mengatakan pihaknya akan melakukan promosi dan sosialisasi ke daerah-daerah yang memiliki komoditas potensial untuk dikirim ke Jawa sebagai bahan baku industri, misalnya seperti kopra, cengkeh atau lada.
“Dengan begitu, kapal dari Jawa mengangkut barang seperti produk makanan jadi, ataupun bahan makanan, serta bahan bangunan, dan saat kapal kembali ke Jawa bisa mengangkut komoditas daerah tersebut,” imbuhnya.
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191115/98/1170838/2020-tol-laut-diintegrasikan-dengan-platform-digital-jual-beli-barang
Wednesday, November 6, 2019
Pengusaha Logistik hingga Pertambangan Mulai Terapkan Teknologi Blockchain
Taufik Fajar, Jurnalis ·
Rabu 06 November 2019 14:16 WIB
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan pemanfaatan teknologi blockchain terus mengalami pertumbuhan. Terlihat beberapa perusahaan sudah mulai menggunakan blockchain sebagai basis teknologi di berbagai sektor usaha seperti bidang logistik, rantai pasok, perbankan dan finansial, layanan publik, pertanian, pertambangan dan lainnya.
"Teknologi blockchain merupakan tren global yang akan berdampak besar bagi keberlangsungan bisnis kedepan, maka peluang besar ini harus kita raih," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Rico Rustombi, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut Rico, dalam ekonomi global, mereka yang dapat memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan berinovasi dalam seluruh rantai nilai akan mendapatkan posisi terbaik dalam daya saing global.
"Pilihan kita beradaptasi atau mati. Siapkah perusahaan kita untuk menyambut manfaat implementasi blockchain yang makin nyata saat ini," tuturnya.
Blockchain
Sebagai tindak lanjut Global Blockchain Invesment Summit 2019 pada Juli 2019 lalu, Kadin Indonesia bekerjasama dengan Blockchain Asia Forum meluncurkan Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE) untuk mendorong percepatan adopsi teknologi blockchain di berbagai kegiatan usaha, tanpa terkecuali di sektor logistik dan maritim.
Kadin dan BCEE juga akan melakukan advokasi implementasi teknologi blockchain di Indonesia yang saat ini masih memerlukan banyak upaya dalam pengembangannya.
"Salah satu upayanya adalah edukasi, Kadin dan BCEE mengajak Pemerintah dan stakeholder lainnya untuk bersama-sama mengedukasi para pelaku usaha dalam mengimplementasikan blockchain di bidang usahanya masing-masing, seperti workshop yang kita lakukan saat ini untuk sektor logistik dan maritim," ungkap rico.
Blockchain, kata dia, merupakan salah satu teknologi revolusioner. Teknologi ini telah membawa banyak manfaat dan solusi bagi beragam jenis sektor usaha menjadi lebih berdaya saing.
Meluasnya pemanfaatan blockchain bisa terlihat dari hasil kajian salah satu Lembaga riset internasional (Juniper Research) meyebutkan bahwa, saat ini enam dari sepuluh perusahaan besar telah mempertimbangkan atau sedang dalam proses pemanfaatan teknologi Blockchain. Karena itu, Rico menilai blockchain merupakan tren teknologi global yang akan memainkan peran.
Dia mengatakan, saat ini para pelaku ekonomi dunia tengah gencar-gencarnya menerapkan teknologi blockchain ke dalam sistem perekonomian mereka.
Selain di sektor logistik dan maritim, Kadin dan BCEE melaksanakan Workshop angkatan pertama juga di bidang pertambangan dan bidang perbankan dan asuransi.
Sumber :
https://economy.okezone.com/read/2019/11/06/320/2126440/pengusaha-logistik-hingga-pertambangan-mulai-terapkan-teknologi-blockchain?page=2
Rabu 06 November 2019 14:16 WIB
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan pemanfaatan teknologi blockchain terus mengalami pertumbuhan. Terlihat beberapa perusahaan sudah mulai menggunakan blockchain sebagai basis teknologi di berbagai sektor usaha seperti bidang logistik, rantai pasok, perbankan dan finansial, layanan publik, pertanian, pertambangan dan lainnya.
"Teknologi blockchain merupakan tren global yang akan berdampak besar bagi keberlangsungan bisnis kedepan, maka peluang besar ini harus kita raih," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Rico Rustombi, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut Rico, dalam ekonomi global, mereka yang dapat memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan berinovasi dalam seluruh rantai nilai akan mendapatkan posisi terbaik dalam daya saing global.
"Pilihan kita beradaptasi atau mati. Siapkah perusahaan kita untuk menyambut manfaat implementasi blockchain yang makin nyata saat ini," tuturnya.
Blockchain
Sebagai tindak lanjut Global Blockchain Invesment Summit 2019 pada Juli 2019 lalu, Kadin Indonesia bekerjasama dengan Blockchain Asia Forum meluncurkan Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE) untuk mendorong percepatan adopsi teknologi blockchain di berbagai kegiatan usaha, tanpa terkecuali di sektor logistik dan maritim.
Kadin dan BCEE juga akan melakukan advokasi implementasi teknologi blockchain di Indonesia yang saat ini masih memerlukan banyak upaya dalam pengembangannya.
"Salah satu upayanya adalah edukasi, Kadin dan BCEE mengajak Pemerintah dan stakeholder lainnya untuk bersama-sama mengedukasi para pelaku usaha dalam mengimplementasikan blockchain di bidang usahanya masing-masing, seperti workshop yang kita lakukan saat ini untuk sektor logistik dan maritim," ungkap rico.
Blockchain, kata dia, merupakan salah satu teknologi revolusioner. Teknologi ini telah membawa banyak manfaat dan solusi bagi beragam jenis sektor usaha menjadi lebih berdaya saing.
Meluasnya pemanfaatan blockchain bisa terlihat dari hasil kajian salah satu Lembaga riset internasional (Juniper Research) meyebutkan bahwa, saat ini enam dari sepuluh perusahaan besar telah mempertimbangkan atau sedang dalam proses pemanfaatan teknologi Blockchain. Karena itu, Rico menilai blockchain merupakan tren teknologi global yang akan memainkan peran.
Dia mengatakan, saat ini para pelaku ekonomi dunia tengah gencar-gencarnya menerapkan teknologi blockchain ke dalam sistem perekonomian mereka.
Selain di sektor logistik dan maritim, Kadin dan BCEE melaksanakan Workshop angkatan pertama juga di bidang pertambangan dan bidang perbankan dan asuransi.
Sumber :
https://economy.okezone.com/read/2019/11/06/320/2126440/pengusaha-logistik-hingga-pertambangan-mulai-terapkan-teknologi-blockchain?page=2
Tuesday, November 5, 2019
What is the Difference Between Logistics and Supply Chain?
November 13, 2015
“Supply chain is the football coach, and logistics is the quarterback. They both provide direction regarding how field assets must be situated and positioned. But the coach provides the overall game plan, and the QB executes the moves, adapting on the fly as needed.“
Jasen Incidis
Application Developer and Support Specialist, UltraShipTMS
If managing the supply chain is like fetching a hungry baby a bottle, then logistics is the thankless trek up and down the stairs in the middle of the night.
Benn Bekic
Chief Strategy Officer, WiseTech Global
Logistics is the connection from one node or point to another; supply chain is a series of sequential nodes or points connected to one another. Logistics focuses on transporting goods while supply chain focuses on finished product and/or customers.
Michael Fries
Sr. Logistics BI Analyst, US Foods
Supply chain comprises all aspects of a product cycle from origin to end user, for example from farm to fork. Logistics relates to one component of supply chain, addressing efficient product movement, such as from manufacturer to retail store.
Peter Reed
Senior Partner, KOM International
Logistics is just one component of a supply chain. Logistics has to do with the coordination and movement of goods. Supply chain involves multiple facets such as operations and procurement that keep a company running smoothly.
Pamela Ton
Procurement Analyst, Northrop Grumman Aerospace Systems
Procurement and logistics are responsible for getting the right thing (including the right specifications, the right quality) at the right (total) cost from the optimal source or sources. Supply chain is the implementation of the procurement strategy.
Thomas W. Derry
Chief Executive Officer, Institute for Supply Management (ISM)
Supply chain is the entire flow that brings a product or service to sale. Logistics is a segment of that, focused on the transportation and storage of goods.
Joe Couto
Chief Operating Officer, HighJump
Logistics is about how and when you move your material. Supply chain is how you turn a grain into a drink, including all processes, internal and external, to realize your drink.
Barry Meijerink
Director of Account Development, ProTrans
The difference varies by type of business. For manufacturers, supply chain encompasses procurement, logistics, and other functions. Retailers/wholesalers view supply chain as a procurement-related activity; logistics is a separate function that focuses on product movement between suppliers and stores/customers.
Vincent Canonico
Senior Partner, KOM International
From my standpoint, I view logistics as a subset of supply chain. I would define logistics as the storage and movement of goods from a companies' origin point (ex: supplier, plant, etc.) through to the destination point (ex: customer), with a large emphasis on transportation. I view supply chain as being much broader to incorporate such groups/activities as sourcing/manufacturing, distribution, IT, packaging, planning (supply, inventory, demand), etc.
John McDermott
Sr. Project Manager, St. Onge Company
Some industry practitioners contend that "supply chain" is just another term for "logistics." Others say supply chain includes purchasing, engineering, production, finance, marketing, and related control activities. Still others argue that a supply chain includes a company's suppliers' suppliers and a company's customers' customers. The bottom line was that there was no universally accepted definition for "supply chain."
Joel Sutherland
Managing Director, Supply Chain Management Institute, School of Business Administration, University of San Diego
Think of the supply chain and logistics as simply this: Logistics is comprised of storage and distribution, which is a subset of the supply chain, which deals with additional customer-tailored components such as schedules, procurement, inventory control, product lifecycle management, pricing, demand management, forecasts, and partnerships with strategic and tactical enablers.
Wallace A. Burns, Jr., Ed.D.
Consulting Manager, Associate Professor in the School of Business, Transportation and Logistics Management Program, American Public University
As seen in the SCOR model, logistics is the component of supply chain management that plans, implements, and controls the efficient, effective forward delivery and reverse flow and storage of goods, services and related information needed to meet customers' requirements.
Carl Accettura
Director, Life Science Solutions, Covectra
Supply chain encompasses the business processes linking the raw material provider to the ultimate customer/consumer. This includes upstream involvement in product development, procurement, operations, logistics, demand/supply planning, and customer service management.
Lamar Johnson
Executive Director, Center for Customer Insight & Marketing Solutions and Senior Associate Director, Supply Chain Management Center of Excellence The University of Texas at Austin McCombs School of Business
Sumber :
https://www.inboundlogistics.com/cms/article/good-question/
http://www.differencebetween.info/difference-between-logistics-and-supply-chain-management
Difference Between Logistics and Supply Chain Management
Last updated on July 26, 2018 by Surbhi S
All the activities, associated with the sourcing, procurement, conversion and logistics management, comes under the supply chain management. Above all, it encompasses the coordination and collaboration with the parties like suppliers, intermediaries, distributors and customers. Logistics Management is a small portion of Supply Chain Management that deals with the management of goods in an efficient way.
Supply Chain Management, it is a broader term which refers to the connection, right from the suppliers to the ultimate consumer.
It has been noticed that there is a drastic change in the manner in which business was conducted many years ago and now. Due to the improvement in the technology, which leads to the development of all key areas of business. Supply Chain Management also evolved as an improvement over Logistics Management, from past years. Check out this article to understand the difference between Logistics Management and Supply Chain Management.
Comparison Chart
Definition of Logistics Management
The management process which integrates the movement of goods, services, information, and capital, right from the sourcing of raw material, till it reaches its end consumer is known as Logistics Management. The objective behind this process is to provide the right product with the right quality at the right time in the right place at the right price to the ultimate customer. The logistic activities are divided into two broad categories they are:
Inbound Logistics: The activities which are concerned with procurement of material, handling, storage and transportation
Outbound Logistics: The activities which are concerned with the collection, maintenance, and distribution or delivery to the final consumer.
Apart from these, other activities are warehousing, protective packing, order fulfillment, stock control, maintaining equilibrium between demand and supply, stock management. This will result in savings in cost and time, high-quality products, etc.
Definition of Supply Chain Management
Supply Chain Management (SCM) is a series of interconnected activities related to the transformation and movement of raw material to the finished goods till it reaches to the end user. It is the outcome of the efforts of multiple organizations that helped in making this chain of activities successful.
These organizations may include the firms with whom the organization is currently working like partners or suppliers, manufacturers, wholesalers, retailers, and consumers. The activities may include integration, sourcing, procurement, production, testing, logistics, customer services, performance measurement, etc.
Supply Chain Management has a multi-dimensional approach which manages the flow of raw materials and works in progress (semi-finished goods) within the organization and the end product outside the organization till it reaches the hands of the final consumer with a complete emphasis on the customer requirement.
Key Differences Between Logistics and Supply Chain Management
The following are the major differences between logistics and supply chain management:
The flow and storage of goods inside and outside the firm are known as Logistics. The movement and integration of supply chain activities are known as Supply Chain Management.
The main aim of Logistics is full customer satisfaction. Conversely, the main aim behind Supply Chain Management is to gain a substantial competitive advantage.
There is only one organisation involved in Logistics while some organisations are involved in Supply Chain Management.
Supply Chain Management is a new concept as compared to Logistics.
Logistics is only an activity of Supply Chain Management.
Conclusion
Logistics is a very old term, firstly used in the military, for the maintenance, storage and transportation of army persons and goods. Nowadays, this term is used in many spheres, not specifically in the military after the evolution of the concept of Supply Chain Management. It has also been said that SCM is an addition over Logistics Management as well as SCM comprises of logistics. Both are inseparable. Hence they do not contradict but supplement each other. SCM helps Logistics to be in touch with the transportation, storage and distribution team.
Sumber :
https://keydifferences.com/difference-between-logistics-and-supply-chain-management.html
All the activities, associated with the sourcing, procurement, conversion and logistics management, comes under the supply chain management. Above all, it encompasses the coordination and collaboration with the parties like suppliers, intermediaries, distributors and customers. Logistics Management is a small portion of Supply Chain Management that deals with the management of goods in an efficient way.
Supply Chain Management, it is a broader term which refers to the connection, right from the suppliers to the ultimate consumer.
It has been noticed that there is a drastic change in the manner in which business was conducted many years ago and now. Due to the improvement in the technology, which leads to the development of all key areas of business. Supply Chain Management also evolved as an improvement over Logistics Management, from past years. Check out this article to understand the difference between Logistics Management and Supply Chain Management.
Comparison Chart
BASIS FOR COMPARISON | LOGISTICS MANAGEMENT | SUPPLY CHAIN MANAGEMENT |
Meaning | The process of integrating the movement and maintenance of goods in and out the organization is Logistics. | The coordination and management of the supply chain activities are known as Supply Chain Management. |
Objective | Customer Satisfaction | Competitive Advantage |
Evolution | The concept of Logistics has been evolved earlier. | Supply Chain Management is a modern concept. |
How many organizations are involved? | Single | Multiple |
One in another | Logistics Management is a fraction of Supply Chain Management. | Supply Chain Management is the new version of Logistics Management. |
Definition of Logistics Management
The management process which integrates the movement of goods, services, information, and capital, right from the sourcing of raw material, till it reaches its end consumer is known as Logistics Management. The objective behind this process is to provide the right product with the right quality at the right time in the right place at the right price to the ultimate customer. The logistic activities are divided into two broad categories they are:
Inbound Logistics: The activities which are concerned with procurement of material, handling, storage and transportation
Outbound Logistics: The activities which are concerned with the collection, maintenance, and distribution or delivery to the final consumer.
Apart from these, other activities are warehousing, protective packing, order fulfillment, stock control, maintaining equilibrium between demand and supply, stock management. This will result in savings in cost and time, high-quality products, etc.
Definition of Supply Chain Management
Supply Chain Management (SCM) is a series of interconnected activities related to the transformation and movement of raw material to the finished goods till it reaches to the end user. It is the outcome of the efforts of multiple organizations that helped in making this chain of activities successful.
These organizations may include the firms with whom the organization is currently working like partners or suppliers, manufacturers, wholesalers, retailers, and consumers. The activities may include integration, sourcing, procurement, production, testing, logistics, customer services, performance measurement, etc.
Supply Chain Management has a multi-dimensional approach which manages the flow of raw materials and works in progress (semi-finished goods) within the organization and the end product outside the organization till it reaches the hands of the final consumer with a complete emphasis on the customer requirement.
Key Differences Between Logistics and Supply Chain Management
The following are the major differences between logistics and supply chain management:
The flow and storage of goods inside and outside the firm are known as Logistics. The movement and integration of supply chain activities are known as Supply Chain Management.
The main aim of Logistics is full customer satisfaction. Conversely, the main aim behind Supply Chain Management is to gain a substantial competitive advantage.
There is only one organisation involved in Logistics while some organisations are involved in Supply Chain Management.
Supply Chain Management is a new concept as compared to Logistics.
Logistics is only an activity of Supply Chain Management.
Conclusion
Logistics is a very old term, firstly used in the military, for the maintenance, storage and transportation of army persons and goods. Nowadays, this term is used in many spheres, not specifically in the military after the evolution of the concept of Supply Chain Management. It has also been said that SCM is an addition over Logistics Management as well as SCM comprises of logistics. Both are inseparable. Hence they do not contradict but supplement each other. SCM helps Logistics to be in touch with the transportation, storage and distribution team.
Sumber :
https://keydifferences.com/difference-between-logistics-and-supply-chain-management.html
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Kita harus bisa membedakan antara Konsep Logistik (Makro) dan Eksekusi Logistik (Mikro), sering kali kita terjebak disini. Melakukan analisa...
-
Beberapa bisnis berurusan dengan logistik sendiri, menggunakan penyedia lainnya. Semakin banyak entitas sekarang memberikan layanan seperti ...
-
Lain Dulu Lain Sekarang, Inovasi Teknologi Kargo dari Maskapai Penerbangan 28 July 2020 Perusahaan maskapai kini beradu di ranah logis...
-
How Amazon Is Changing Supply Chain Management Kembali pada tahun 2005, Amazon meluncurkan layanan Amazon Prime-nya. Pelanggan, memba...
-
Wilda Fajriah, Jurnalis · Kamis 19 Desember 2019 19:36 WIB JAKARTA - Sebagai tindak lanjut lima prioritas Presiden Republik Indonesia ya...