Apa yang membuat Jaringan Supply Chain Coca Cola begitu bagus?
Published on August 12, 2020
Strategic Supply Chain, Logistics, Customs Export Import, Procurement and Trade Compliance Consultant
Bicara tentang Coca-Cola tidak diragukan lagi sangat terkenal. Hampir ada di mana-mana. Data dari Market.us, lebih dari 10.000 botol /detik minuman ringan Coca-Cola dikonsumsi secara global . Jaringan Supply Chain dan Logistic Coca Cola beroperasi luas dan dan lancar di seluruh dunia.
Apa yang ada di balik Supply Chain Coca-Cola? Teknologi apa yang mereka gunakan? Apa strategi Supply chain Coca Cola?
Beberapa catatan dan data untuk menjawab pertanyaaan di atas adalah ;
1. Fokus pada Sumber Lokal
Coca-Cola beroperasi di tingkat lokal. Dari situs web resmi Coca Cola ada sekitar 225 mitra lokal pembotolan di seluruh dunia. Secara proses produksi Coca Cola hanya membuat Konsentrate, dan proses pembotolan dilakukan di mitra lokal dengan menambahkan air air, karbon dioksida, dan gula, yang semuanya bersumber dari supplier lokal. Beberapa catatan bahwa gula yang dipakai berbeda beda di tingkat lokal. Di Amerika, gula dari sirup jagung. Di Eropa, terutama gula bit. Di Asia, tebu. Dari Distribution Center lokal tersebut Coca Cola dikemas dan siap kirim ke outlet customer. Coca-Cola telah melelakukan strategi optimalisasi Local Supply Chain.
Dari sisi Lean Manufacturing dalam Toyota Production System ada 7 waste/pemborosan. jenis-jenis pemborosan itu adalah 1) transportasi, 2) Inventory, 3)Gerakan, 4)Menunggu, 5)Proses yang berlebihan, 6) Produksi yang berlebihan, dan 7) kerusakan barang.
Di dalam bahasa inggris, dikenal dengan istilah TIMWOOD (Transportation, Inventory, Motion, Waiting, Over-processing, Over-production, Defect). Tujuh pemborosan ini diperkenalkan oleh Taiichi Ono dari Jepang yang bekerja untuk Toyota dan diperkenalkan dalam sistem produksi yang dikenal dengan Toyota Prodcution System (TPS), Coca Cola mampu menghilangkan Pemborosan dari sisi fase Gerakan dan fase Transportration dalam Supply Chain, Coco Cola melakukan strategi mendirikan pabrik di dekat tempat gula ditanam. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan gula untuk dikirim ke pabrik pengolahan, semakin sedikit risiko yang bertahan di seluruh proses Supply Chain.
2. Visibilitas Monitoring Real time
Proses distribusi minuman Coca Cola secara global pastinya sangat komplek dan rumit . Tapi Coco Cola mampu melakukan monitoring proses distribusi menjadi sangat baik. Coca Cola telah berhasil melakukan perpaduan dan sinkronisasi proses bisnis agar dari titik lokasi pabrik bisa terkirim dalam waktu 24 jam sampai di rak toko pengecer. Coca Coal mampu merencanakan, dan mengimplementasikan proses kapan pihka Gudang dan kru bongkar muat di pusat distribusi mengetahui ketika truk yang masuk ke gudang dalam waktu satu jam. Disini Coca Cola telah menggunakan logging yang dilengkapi GPS ke truk pengiriman. Dengan solusi ini, Coca-Cola dapat memberdayakan gudang, departemen perencanaan, dan fungsi produksinya untuk beroperasi dengan informasi yang lebih baik. Dan dapat meningkatkan pelaksanaan dengan koordinasi yang lebih baik. Dengan mengadopsi pelacak GPS komersial, misalnya, dapat memastikan keselamatan pengemudi, mengelola pengemudi secara efisien, mengurangi biaya transportasi yang tidak perlu.
3. Penggunaan Teknologi dalam rangka Optimasi Rute
Coca-Cola Enterprises (CCE) adalah produsen dan distributor produk Coca-Cola terbesar di dunia. Tugas CCE ini mendistribusikan konsentrat Coca-Cola ke beberapa pabrik pembotolan sekaligus mendistribusikan minuman dalam kemasan dan kaleng dari pabrik pembotolan ke Distribution Center sampai ke gerai ritel akhir customer.
Di lapangan, CCE menghadapi banyak tantangan yang sifatnya customized. Pesanan dan outlet tertentu membutuhkan jenis dan peralatan kendaraan tertentu. Misalnya pangkalan militer membutuhkan kendaraan tertentu, sedangkan pusat-pusat di kota besar membutuhkan penggunaan jenis truk kecil. Banyak outlet juga meminta CCE untuk mengirimkan produk baik sebelum dibuka atau setelah tutup. Jadi, CCE harus memastikan operasi logistiknya sinkron dan lancar. Dan secara internal Coca Cola perlu menetapkan semua pesanan pengiriman dalam urutan perjalanan yang benar sehingga dilakukan oleh kendaraan yang tersedia dan dengan biaya minimum dengan tetap memperhatikan semua kendala.
Solusi Coca Cola adalah menerapkan model pengoptimalan rute yang menetapkan semua gerai ritel ke perjalanan (termasuk urutan kunjungan mereka) dan menetapkan semua perjalanan ke armada truk yang ada dan pengemudi yang tersedia dengan cara yang memungkinkan CCE meminimalkan biaya keseluruhan sekaligus memenuhi semua kendala. Dengan cara perencanaan yang fleksibel yang responsif terhadap perubahan permintaan pelanggan. Rute yang efisien juga berarti bahwa jarak tempuh lebih sedikit, lebih sedikit konsumsi bahan bakar, dan lebih sedikit emisi karbon dioksida. Coca Cola mempunyai Perangkat lunak untuk penjadwalan pengiriman, memberi rute yang terbaik sambil mempertimbangkan cuaca; lalu lintas; waktu matahari terbit dan terbenam; kapasitas berat, beban, dan tinggi; zona penghindaran; belok kiri; dan lainnya. Dan, itu melakukan semua ini hanya dalam 30 detik. Perangkat dengan fitur geocoding ini secara otomatis memperbaiki alamat pelanggan yang salah yang dimasukkan ke dalam sistem untuk memastikan tidak ada pengiriman yang gagal.
4. Direct to Store Delivery (DSD)
Coca Colam juga melakukan strategi Pengiriman Langsung ke Toko (DSD) memungkinkan Coca-Cola mengirim langsung ke toko ritel swalayan dari fasilitas produksi Coca Cola. Coca Coal telah mengurangi jalur rantai distribusi dengan memotong pusat distribusi sekunder atau tersier, sehingga stok tidak lama di Gudang tapi lama di rak took. Tentu saja ini akan yang meminimalkan kemungkinan kerusakan, karena barang tersentuh oleh lebih sedikit perantara.
(Dari beberapa Sumber )
Sumber :
https://www.linkedin.com/pulse/apa-yang-membuat-jaringan-supply-chain-coca-cola-asngadi-ss-mm/
No comments:
Post a Comment