Dengan suksesnya penetrasi platform e-commerce menjadi gaya hidup di Indonesia melalui berbagai festival belanja, aspek logistik menjadi faktor kunci pendukung bertumbuh kembangnya skala industri e-commerce.
Mia Chitra Dinisari
20 Desember 2018 | 20:23 WIB
Bisnis.com, JAKARTA - Dengan suksesnya penetrasi platform e-commerce menjadi gaya hidup di Indonesia melalui berbagai festival belanja, aspek logistik menjadi faktor kunci pendukung bertumbuh kembangnya skala industri e-commerce.
Apalagi industri yang satu ini memang sedang mengalami puncak pertumbuhan sepanjang 2018 ini. Dalam acara Harbolnas 2018 kemarin saja misalnya, masalah pengiriman barang pesanan yang tertunda banyak dikeluhkan para konsumen di media sosial.
Bahkan, penjual di lapak online yang notabenenya bukan ecommerce pun kena imbasnya. Mereka ramai-ramai mengumumkan keterlambatan pengiriman barang di jasa kurir karena overload logistik. Keluhan pembeli harus diterima, sementara kewenangan bukan di tangan mereka.
Pelaku ecommerce juga mengerahkan semaksimal mungkin jumlah kurir yang ada selama program Harbolnas berlangsung.
“Di Jabodetabek, kami memiliki lebih dari 35 drop point dimana barang dari gudang disalurkan melalui drop point yang kemudian dijemput oleh para kurir kami yang langsung membawa pesanan ke tangan pelanggan. Selama Harbolnas ini kami mengaktifkan seluruh titik pengepul kami selama 24 jam. Ini wujud komitmen kami kepada pelanggan, mohon maaf kalau masih belum memenuhi ekspektasi,” ujar Teddy Arifianto Head of Corporate Communications dan Public Affairs JD.ID
Melonjaknya lalu lintas pesanan barang di semua e-commerce di hari-hari istimewa seperti 11.11, dan 12.12 kemarin disinyalir menjadi penyebab ketidaksesuaian antara ekspektasi pelanggan dan waktu antar yang dijanjikan.
Karena itu menurut Teddy perlu dipikirkan ke depannya mengenai utilitas teknologi dan yang tak kalah penting adalah pemahaman pelanggan mengenai proses di balik industri logistik mulai dari pesanan diterima hingga pengantaran barang ke tangan pelanggan.
Aulia E. Marinto, mantan Ketua Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) pada Agustus 2017 lalu pernah mengatakan untuk meningkatkan ketepatan waktu pengiriman. Aulia menyebutkan perlunya kerjasama dan integrasi dari pengelola transportasi, penyedia jasa angkutan, dan pihak terkait.
Semuanya itu menjadi pekerjaaan rumah yang diperlukan untuk membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan e-commerce di kawasan Asia Pasifik. Indonesia ditaksir memiliki potensi ekonomi berbasis elektronik sebesar US$130 miliar sampai 2020.
Apalagi, dengan bentuk negara kepulauan yang terbentang sepanjang lebih dari 13 ribu kilometer dari ujung barat ke timur, bukanlah mudah bagi para pelaku industri logistik tanah air untuk tumbuh dan memberikan layanan terbaik.
Pada medio Agustus 2018 lalu, Bank Dunia atau World Bank membeberkan sejumlah tantangan untuk Indonesia ke depannya menyusul naiknya Logistics Performance Index (LPI) 2018 ke urutan 46 dengan skor 3,15, atau naik 17 peringkat dari dua tahun sebelumnya yang berada diposisi ke-63 dengan skor 2,98 se-dunia.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai industri logistik menghadapi sejumlah tantangan di era Revolusi Industri 4.0. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, industri logistik diharapkan bisa memanfaatkan hal tersebut agar bisnisnya tetap bisa bertahan.
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20181220/12/871791/ecommerce-butuh-dukungan-logistik
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi , logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier.
Thursday, December 20, 2018
Ecommerce Butuh Dukungan Logistik
Saturday, December 15, 2018
Indonesia, Pasar E-commerce yang Menggiurkan
Gatra.com |
15 Dec 2018 13:27
Jakarta, Gatra.com - Pesatnya pertumbuhan teknologi digital, terutama di bidang pemasaran, menimbulkan perspektif baru dalam budaya kerja, khususnya bagi generasi milenial. Generasi milenial cenderung menyukai tantangan untuk berinovasi, mengelola start-up, serta mendalami entrepreneurship di era digital.
Tak terkecuali di Indonesia. Semarak dunia digital dan ramainya lini e-commerce pun tersaji di negeri ini. Sebuah era “baru” yang begitu dinamis sekaligus menantang. Segalanya dituntut serba cepat dan mudah.
“Indonesia merupakan pasar e-commerce yang begitu menggiurkan,” kata Mr. Dato' Lawrence Teo - founder & managing director iSynergy International Sdn Bhd, dalam konferensi persnya usai peluncuran training centre, di gedung Anugrah, Kantor Taman E3.3, unit A.2, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (15/12).
Mr. Dato' Lawrence Teo yang juga sebagai pendiri mengharapkan dengan peresmian training centre ini, bisnis pemasaran afiliasi dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan secara eksponensial dengan pencapaian yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, pertumbuhan ini diharapkan mampu membangun basis afiliasi yang solid dan luas seiring pertumbuhan e-commerce Indonesia yang melejit pesat.
“Peluncuran training centre baru ini merupakan bukti komitmen Affiliate Junction dalam menghadirkan ragam fasilitas untuk kemudahan serta kenyamanan berbisnis bagi para afiliasi dan prospek baru,” katanya.
Mr. Dato' Lawrence Teo mengungkapkan bahwa Affiliate Junction hadir di Indonesia sebagai sebuah solusi bisnis pemasaran terbaru yang mengedepankan kinerja afiliasi, sebagai sumber pendapatan utama atas keberhasilan promosi mitra merchant.
“Semakin efektif kinerja Afiliasi, maka semakin tinggi pendapatan yang diraih,” katanya.
Salah satu program AJ yang berkembang di Indonesia adalah Smart$aver. Smart$aver merupakan brand terkemuka untuk program belanja ritel secara online dan offline di Indonesia. Dengan program ini, memungkinkan bagi member untuk mendapatkan manfaat Cash Point dan Reward Point pada setiap transaksi yang dilakukan.
“Selain itu, afiliasi juga akan mendapatkan komisi untuk setiap transaksi member,” kataya.
Keunggulan dari AJ, di antaranya, setiap afiliasi tidak hanya tergabung dalam sistem pemasaran jaringan afialiasi global, tapi juga diberikan pelatihan terstruktur dan didukung perangkat system yang ideal untuk memperkuat bakat dan keahlian dalam menjalankan bisnis afiliasi ini.
“Ke depannya, diharapkan bisnis pemasaran afiliasi dapat semakin meningkatkan jumlah pertumbuhan entrepreneur di Indonesia, sebagai solusi alternatif dalam mencari sumber penghasilan,” kata Dato’ Lawrence Teo.
Sementara itu, Mr. Will Ong selaku CEO PT. Inovatif Sinergi Internasional (PT.ISI) mengungkapkan bahwa iSYNERGY Group Limited (“iSYNERGY”) adalah bisnis jaringan pemasaran afiliasi terkemuka dan penyedia solusi bisnis berbasis kinerja. iSYNERGY menghubungkan pengiklan dengan afiliasi melalui platform pemasaran afiliasi untuk memberikan solusi berbasis kinerja untuk mempromosikan produk / brand dan mendorong prospek bisnis untuk berpartisipasi.
“Platform pemasaran afiliasi, Afiliasi Junction, merupakan rumah bagi lebih dari 25.000 afiliasi dan 1.000 mitra pengiklan. Di bawah platform Affiliate Junction, tersedia berbagai program afiliasi yang melayani berbagai industri vertikal dan sektor pasar,” katanya.
iSYNERGY sendiri, kata Mr Will telah memulai kiprahnya di kalangan entrepreneur Indonesia melalui platform AJ sejak tahun 2016 silam. Perusahaan yang bermarkas di Malaysia, telah sukses melakukan ekspansi ke berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, dan mulai merambah pasar baru di Indonesia.
“Hal ini bertujuan untuk memberikan solusi pemasaran inovatif melalui platform yang menguntungkan secara universal,” katanya.
Dikatakan bahwa melalui terobosan baru ini, iSYNERGY , dengan platform Affiliate Junction (AJ), melihat betapa besarnya peluang bisnis ini kedepan dengan menyediakan solusi bisnis pemasaran afiliasi yang tidak hanya terbatas pada ranah pasar online saja, tetapi juga meliputi ranah pasar offline (O2O).
Adapun Lutfi Sahlan - Bussiness Strategic & operational manager PT. Inovatif Sinergi Internasional, yang mengelola kegiatan bisnis iSYNERGY di Indonesia, mengungkapkan bahwa PT ISI perkuat basis afiliasi dengan meluncurkan training centre di Jakarta.
“Ini bukti komitmen dalam menghadirkan ragam fasilitas untuk kemudahan serta kenyamanan berbisnis pemasaran afiliasi di Indonesia,” katanya.
Sumber :
https://www.gatra.com/detail/news/372666-Indonesia-Pasar-E-commerce-yang-Menggiurkan
15 Dec 2018 13:27
Jakarta, Gatra.com - Pesatnya pertumbuhan teknologi digital, terutama di bidang pemasaran, menimbulkan perspektif baru dalam budaya kerja, khususnya bagi generasi milenial. Generasi milenial cenderung menyukai tantangan untuk berinovasi, mengelola start-up, serta mendalami entrepreneurship di era digital.
Tak terkecuali di Indonesia. Semarak dunia digital dan ramainya lini e-commerce pun tersaji di negeri ini. Sebuah era “baru” yang begitu dinamis sekaligus menantang. Segalanya dituntut serba cepat dan mudah.
“Indonesia merupakan pasar e-commerce yang begitu menggiurkan,” kata Mr. Dato' Lawrence Teo - founder & managing director iSynergy International Sdn Bhd, dalam konferensi persnya usai peluncuran training centre, di gedung Anugrah, Kantor Taman E3.3, unit A.2, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (15/12).
Mr. Dato' Lawrence Teo yang juga sebagai pendiri mengharapkan dengan peresmian training centre ini, bisnis pemasaran afiliasi dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan secara eksponensial dengan pencapaian yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, pertumbuhan ini diharapkan mampu membangun basis afiliasi yang solid dan luas seiring pertumbuhan e-commerce Indonesia yang melejit pesat.
“Peluncuran training centre baru ini merupakan bukti komitmen Affiliate Junction dalam menghadirkan ragam fasilitas untuk kemudahan serta kenyamanan berbisnis bagi para afiliasi dan prospek baru,” katanya.
Mr. Dato' Lawrence Teo mengungkapkan bahwa Affiliate Junction hadir di Indonesia sebagai sebuah solusi bisnis pemasaran terbaru yang mengedepankan kinerja afiliasi, sebagai sumber pendapatan utama atas keberhasilan promosi mitra merchant.
“Semakin efektif kinerja Afiliasi, maka semakin tinggi pendapatan yang diraih,” katanya.
Salah satu program AJ yang berkembang di Indonesia adalah Smart$aver. Smart$aver merupakan brand terkemuka untuk program belanja ritel secara online dan offline di Indonesia. Dengan program ini, memungkinkan bagi member untuk mendapatkan manfaat Cash Point dan Reward Point pada setiap transaksi yang dilakukan.
“Selain itu, afiliasi juga akan mendapatkan komisi untuk setiap transaksi member,” kataya.
Keunggulan dari AJ, di antaranya, setiap afiliasi tidak hanya tergabung dalam sistem pemasaran jaringan afialiasi global, tapi juga diberikan pelatihan terstruktur dan didukung perangkat system yang ideal untuk memperkuat bakat dan keahlian dalam menjalankan bisnis afiliasi ini.
“Ke depannya, diharapkan bisnis pemasaran afiliasi dapat semakin meningkatkan jumlah pertumbuhan entrepreneur di Indonesia, sebagai solusi alternatif dalam mencari sumber penghasilan,” kata Dato’ Lawrence Teo.
Sementara itu, Mr. Will Ong selaku CEO PT. Inovatif Sinergi Internasional (PT.ISI) mengungkapkan bahwa iSYNERGY Group Limited (“iSYNERGY”) adalah bisnis jaringan pemasaran afiliasi terkemuka dan penyedia solusi bisnis berbasis kinerja. iSYNERGY menghubungkan pengiklan dengan afiliasi melalui platform pemasaran afiliasi untuk memberikan solusi berbasis kinerja untuk mempromosikan produk / brand dan mendorong prospek bisnis untuk berpartisipasi.
“Platform pemasaran afiliasi, Afiliasi Junction, merupakan rumah bagi lebih dari 25.000 afiliasi dan 1.000 mitra pengiklan. Di bawah platform Affiliate Junction, tersedia berbagai program afiliasi yang melayani berbagai industri vertikal dan sektor pasar,” katanya.
iSYNERGY sendiri, kata Mr Will telah memulai kiprahnya di kalangan entrepreneur Indonesia melalui platform AJ sejak tahun 2016 silam. Perusahaan yang bermarkas di Malaysia, telah sukses melakukan ekspansi ke berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, dan mulai merambah pasar baru di Indonesia.
“Hal ini bertujuan untuk memberikan solusi pemasaran inovatif melalui platform yang menguntungkan secara universal,” katanya.
Dikatakan bahwa melalui terobosan baru ini, iSYNERGY , dengan platform Affiliate Junction (AJ), melihat betapa besarnya peluang bisnis ini kedepan dengan menyediakan solusi bisnis pemasaran afiliasi yang tidak hanya terbatas pada ranah pasar online saja, tetapi juga meliputi ranah pasar offline (O2O).
Adapun Lutfi Sahlan - Bussiness Strategic & operational manager PT. Inovatif Sinergi Internasional, yang mengelola kegiatan bisnis iSYNERGY di Indonesia, mengungkapkan bahwa PT ISI perkuat basis afiliasi dengan meluncurkan training centre di Jakarta.
“Ini bukti komitmen dalam menghadirkan ragam fasilitas untuk kemudahan serta kenyamanan berbisnis pemasaran afiliasi di Indonesia,” katanya.
Sumber :
https://www.gatra.com/detail/news/372666-Indonesia-Pasar-E-commerce-yang-Menggiurkan
Wednesday, November 28, 2018
Bisnis Start Up Logistik Semakin Tumbuh
Rabu, 28 November 2018 / 22:57 WIB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan teknologi digital membawa efek positif bagi usaha rintisan bidang pengiriman barang atau jasa logistik. Sebab, kemajuan teknologi mempermudah perluasan jaringan serta mempercepat mekanisme serta proses pengiriman barang.
Ambil contoh laju PT Expedito Global Indonesia. Berkat teknologi, perusahaan ini sudah menjalin kerjasama dengan 15 kurir internasional. DHL Indonesia dan Singapura, TNT Express, UPS, serta Fedex termasuk yang digandeng oleh Expedito.
Menurut Edi Mas, Chief Executive Officer (CEO) Expedito Global Indonesia, Expedito membidik UMKM yang ingin memperluas pasar ekspor. Para UMKM bisa memilih jenis dan perusahaan logistik di situs Expedito. "Tarif kami relatif. Semakin berat justru lebih ekonomis," kata dia ke KONTAN, Senin (26/11).
Kini, Expedito mengirim ragam produk UMKM ke pasar global. Bisa sepatu, tas, pakaian dan lainnya. Laiknya perusahaan logistik lain, Expedito menyediakan layanan pelacakan status pengiriman barang.
Lewat layanan tersebut, hasilnya tergolong positif. Edi menargetkan sampai akhir tahun ini bisa mengirim barang hingga 35 ton. Sedangkan tahun depan, justru bisa melonjak dua kali lipat lebih yakni mencapai 90 ton.
Sedangkan lima tahun ke depan, Edi menargetkan Expedito bisa mencuil 1% dari pasar logistik ekspres. Nilainya, versi hitungan Edi, mencapai US$ 100 juta.
Start up logistik lain yakni Triplogic, juga membidik pertumbuhan bisnis berlipa-lipat tahun depan. Tanpa menyebut angka, Earlivan Sampurna, CEO Triplogic menargetkan tahun depan perusahaan ini bisa mencatat transaksi pengiriman barang hingga 9 juta transaksi. Tahun ini, targetnya tembus 1 juta transaksi.
Triplogic mengklaim proses pengiriman barang bisa lebih cepat dibanding pemain lain dan bisa satu hari sampai. Sebab, perusahaan ini memanfaatkan bagasi penumpang yang tidak terpakai di pesawat dan kereta. "Kami membeli bagasi tersebut," jelasnya
Sumber :
https://peluangusaha.kontan.co.id/news/bisnis-start-up-logistik-semakin-tumbuh
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan teknologi digital membawa efek positif bagi usaha rintisan bidang pengiriman barang atau jasa logistik. Sebab, kemajuan teknologi mempermudah perluasan jaringan serta mempercepat mekanisme serta proses pengiriman barang.
Ambil contoh laju PT Expedito Global Indonesia. Berkat teknologi, perusahaan ini sudah menjalin kerjasama dengan 15 kurir internasional. DHL Indonesia dan Singapura, TNT Express, UPS, serta Fedex termasuk yang digandeng oleh Expedito.
Menurut Edi Mas, Chief Executive Officer (CEO) Expedito Global Indonesia, Expedito membidik UMKM yang ingin memperluas pasar ekspor. Para UMKM bisa memilih jenis dan perusahaan logistik di situs Expedito. "Tarif kami relatif. Semakin berat justru lebih ekonomis," kata dia ke KONTAN, Senin (26/11).
Kini, Expedito mengirim ragam produk UMKM ke pasar global. Bisa sepatu, tas, pakaian dan lainnya. Laiknya perusahaan logistik lain, Expedito menyediakan layanan pelacakan status pengiriman barang.
Lewat layanan tersebut, hasilnya tergolong positif. Edi menargetkan sampai akhir tahun ini bisa mengirim barang hingga 35 ton. Sedangkan tahun depan, justru bisa melonjak dua kali lipat lebih yakni mencapai 90 ton.
Sedangkan lima tahun ke depan, Edi menargetkan Expedito bisa mencuil 1% dari pasar logistik ekspres. Nilainya, versi hitungan Edi, mencapai US$ 100 juta.
Start up logistik lain yakni Triplogic, juga membidik pertumbuhan bisnis berlipa-lipat tahun depan. Tanpa menyebut angka, Earlivan Sampurna, CEO Triplogic menargetkan tahun depan perusahaan ini bisa mencatat transaksi pengiriman barang hingga 9 juta transaksi. Tahun ini, targetnya tembus 1 juta transaksi.
Triplogic mengklaim proses pengiriman barang bisa lebih cepat dibanding pemain lain dan bisa satu hari sampai. Sebab, perusahaan ini memanfaatkan bagasi penumpang yang tidak terpakai di pesawat dan kereta. "Kami membeli bagasi tersebut," jelasnya
Sumber :
https://peluangusaha.kontan.co.id/news/bisnis-start-up-logistik-semakin-tumbuh
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Kita harus bisa membedakan antara Konsep Logistik (Makro) dan Eksekusi Logistik (Mikro), sering kali kita terjebak disini. Melakukan analisa...
-
Beberapa bisnis berurusan dengan logistik sendiri, menggunakan penyedia lainnya. Semakin banyak entitas sekarang memberikan layanan seperti ...
-
Lain Dulu Lain Sekarang, Inovasi Teknologi Kargo dari Maskapai Penerbangan 28 July 2020 Perusahaan maskapai kini beradu di ranah logis...
-
How Amazon Is Changing Supply Chain Management Kembali pada tahun 2005, Amazon meluncurkan layanan Amazon Prime-nya. Pelanggan, memba...
-
Wilda Fajriah, Jurnalis · Kamis 19 Desember 2019 19:36 WIB JAKARTA - Sebagai tindak lanjut lima prioritas Presiden Republik Indonesia ya...