Pages

Monday, June 12, 2023

Biaya Logistik RI Masih Tinggi

Sri Mulyani Sebut Biaya Logistik RI Masih Tinggi

Jumat, 09 Jun 2023 21:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan biaya logistik di Indonesia, khususnya di Sumatera, masih tinggi. Padahal pembangunan infrastruktur sudah cukup masif. Pemerintah telah mengucurkan banyak dana untuk membangun infrastruktur. Selain itu, Sri Mulyani mengatakan Indonesia juga perlu memperbaiki indeks kinerja logistik atau logistic performance index yang masih kalah saing dari negara ASEAN.

"Kita lihat Sumatera biaya logistiknya masih 20 persen dibandingkan dengan Jawa dan Jakarta yang hanya 12 persen. Ini menggambarkan PR kita memang sangat tinggi dan masih sangat besar," katanya dalam The New SINSW dan Agenda Diskusi: Let's Talk About INSW, Jumat (9/6).

"Kita juga perlu memperbaiki logistik indeks performance dan cost of logistic yang masih kalah kompetitif di ASEAN dan negara emerging yang lain," lanjutnya.

Sebab itu, pemerintah terus berupaya memperbaiki sinergi antar kementerian dan lembaga dalam menyederhanakan pelayanan karena indeks kinerja logistik tergantung dari banyak sekali kementerian dan lembaga yang masing-masing memiliki persyaratan maupun proses yang menimbulkan beban bagi dunia usaha.

Kementerian dan lembaga berupaya menyamakan visi dan memperbaiki regulasi. Kemudian membuat sistem yang akhirnya menjadi Indonesia National Single Window (INSW). Namun proses INSW tidak berjalan mudah.

"INSW mencoba memperbaiki sistem ini dan kerjasama dengan kementerian lembaga agar the system truly single window," katanya.


Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230609171122-532-959912/sri-mulyani-sebut-biaya-logistik-ri-masih-tinggi

Wednesday, January 11, 2023

FOB, CFR, dan CIF

FOB, CFR, dan CIF diambil dari International Commercial Terms yang disingkat Incoterms. Saat ini yang terbaru adalah Incoterms 2018.

FOB secara sederhana diartikan sebagai Harga Barang, CFR adalah harga barang + ongkos kirim sedangkan CIF adalah harga + ongkir + asuransi #eduBC


Sumber :

https://twitter.com/beacukaiRI/status/1044933082808086533?t=aAk5cSXT_L44WwyFcx4FMg&s=08

Sunday, December 25, 2022

Peran Indonesia dalam Global Value Chain

Kamis, 15 November 2018 / 14:23 WIB

Peran Indonesia dalam global value chain

Bagi para pelaku industri transportasi dan logistik, pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) bulan lalu menyiratkan gambaran ke mana arah perdagangan global ke depan.

Dari ajang tersebut ada dua hal utama yang harus diantisipasi dari arah perdagangan global. Pertama, perlambatan pertumbuhan ekonomi di regional Asia, khususnya Asia Timur. Hingga tahun 2017, negara Asia berkontribusi paling tinggi dalam pertumbuhan perdagangan global sebesar 8%, ketimbang rata-rata pertumbuhan perdagangan global sebesar 4%. China, Jepang dan India berkontribusi hampir seperlima dari seluruh perdagangan global sampai tahun 2017.

Tapi, data World Development Indicator Bank Dunia menunjukkan region Asia Timur mengalami perlambatan ekonomi, perdagangan dan investasi yang cukup signifikan dalam periode 10 tahun terakhir. Misalnya; sampai dengan 2010, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Asia Timur 9,8% per tahun dan menjadi 6,6% di tahun 2017. Arus masuk investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) menyusut dari 3,8% terhadap PDB pada 2010 menjadi 1,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2017. Biaya penelitian dan pengembangan (R&D) sebagai salah satu indikator tingkat inovasi, menyusut dari 57% terhadap PDB di tahun 2010 menjadi 47% di tahun 2017.

Walhasil, moderasi pertumbuhan ekonomi terlihat di dua negara dengan perekonomian terbesar di Asia. Pertumbuhan ekonomi China menyusut dari 10,6% di 2010 menjadi 6,7% di 2017. Sementara pertumbuhan ekonomi Jepang melambat dari 4,2% menjadi 1,7% pada periode sama. Dari sisi perdagangan, total impor Jepang menurun dari 20% terhadap PDB di tahun 2013 menjadi 15% di 2016. Sementara proporsi sama di China menurun dari 22% menjadi 18%.

Mengapa statistik ini penting? China dan Jepang adalah negara tujuan ekspor Indonesia pertama dan ketiga. Nilai ekspor Indonesia ke kedua negara tersebut mencapai seperempat dari total ekspor Indonesia. Dengan demikian, kontraksi perekonomian di kedua negara ini dan negara Asia Timur akan berdampak langsung terhadap penurunan pertumbuhan ekspor Indonesia ke depannya.

Kedua, perselisihan perdagangan mungkin akan menjadi hal yang normal (new normal). Perselisihan perdagangan ini tidak hanya terjadi di antara Amerika Serikat (AS) dan China, juga antara AS dengan beberapa negara lain. Seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa, negara yang telah menjadi sekutu AS.

Kebijakan ini mengagetkan banyak mitra dagangnya. Pierre Marcovci menggambarkan bagaimana Prancis dan Jerman mulai gerah dengan ketergantungan dunia terhadap dollar AS sebagai anchor currency perdagangan global dan ingin Euro diberlakukan lebih luas di perdagangan Eropa dan mitra.

Sedikit mengkhawatirkan, Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo dalam sesi pertemuan Bank Dunia-IMF tidak memberikan sinyal tegas berapa lama sengketa ini berakhir dan kebijakan yang akan ditempuh. Sehingga sebagai small and open economy, disrupsi perekonomian di global tidak bisa dikontrol Indonesia. Hanya bisa mengantisipasi dengan baik.

Dari sisi domestik, nilai ekspor non migas Indonesia sampai 2017 sekitar US$ 153 juta, sementara sampai Agustus 2018 sekitar US$ 108 juta, 10% lebih tinggi dari periode sama tahun lalu. Produk utama ekspor kita yakni minyak nabati, mesin dan peralatan listrik serta karet dan olahannya. Lima komoditas impor utama kita adalah mesin, alat elektronik, plastik, besi baja dan bahan kimia organik.

Indonesia mengalami defisit neraca transaksi berjalan sejak tahun 2011 sampai saat ini. Bank Dunia memperkirakan defisit ini masih berlanjut sampai 2019 di kisaran 2,3%–2,4% terhadap PDB

Bagaimana karakteristik komoditas ekspor Indonesia? Jika berkaca data OECD, Indonesia salah satu negara dunia yang menikmati nilai tambah domestik terbesar dari setiap US$ 1 barang ekspor.


Cerita kontradiktif

Dari data OECD, setiap US$ 10 nilai ekspor Indonesia, sekitar US$ 8,8 (88%) nilai tambah domestik. Proporsi ini sangat tinggi jika dibandingkan negara lain. Seperti China (71%), India (79%), Malaysia (61%), Thailand (62%), dan Vietnam (63%). Tapi ada cerita kontradiktif, yakni rendahnya peranan Indonesia dalam pembentukan mata rantai nilai tambah global atau global value chain.

Global value chain menurut Hummels et al. (2001) adalah sebuah proses pembentukan nilai tambah atas suatu barang yang melibatkan tiga hal. Yakni proses produksi barang secara bertahap, terdapat dua atau lebih negara memberikan nilai tambah dan terjadi proses ekspor dan impor barang setengah jadi untuk proses produksi selanjutnya. Keterlibatan suatu negara dalam global value chain dapat dideteksi dengan indeks partisipasi.

Indeks partisipasi ini dipecah menjadi dua, yaitu partisipasi mundur (backward participation), menjelaskan kandungan nilai tambah negara lain dalam komoditas ekspor Indonesia. Dan partisipasi maju (forward participation), menggambarkan berapa kandungan nilai tambah Indonesia dalam ekspor suatu negara.

Ternyata, Indonesia memiliki partispasi maju cukup tinggi yang menjelaskan kita banyak mengekspor bahan setengah jadi yang kemudian diproses lebih lanjut di luar negeri. Namun partispasi mundur kita masih sangat rendah. Komoditas ekspor tidak memiliki keterkaitan dengan input negara lain. Contoh, kecilnya ekspor high-tech products kita dibandingkan negara ASEAN. Bank Dunia mendefinisikan sebagai komoditas dengan kandungan R&D tinggi meliputi produk komputer, mesin elektronika dan farmasi. Dan hingga 2016, Indonesia adalah negara dengan high-tech export paling rendah dibandingkan negara ASEAN lain dengan porsi 5,8% dari total ekspor manufaktur.

Coba lihat Filipina yang memiliki global value chain .tinggi. Lantaran jasa manufaktur elektronik (EMS) dan manufaktur semikonduktor (SMS) menyumbang 51% dari pendapatan ekspor negara.

Rendahnya partisipasi Indonesia dalam global value chain. juga berhubungan dengan rendahnya porsi penelitian dan pengembangan (R&D). Data Bank Dunia (2013) menunjukkan gross expenditure on R&D (GERD) per PDB kita cuma 0,8% di bawah Vietnam (0,37%), Thailand (0,44%), Singapura (2%) dan Filipina (0,4%).

Analisa global value chain penting untuk melihat perubahan dan pergeseran pola produksi, keterhubungan antarnegara dan kontribusi dari masing-masing negara dalam proses pembentukan nilai tambah suatu barang dan jasa. Global value chain. juga bisa menggambarkan spesialisasi, kualitas tenaga kerja, serta transfer teknologi.

Antisipasinya, Indonesia harus memiliki visi meningkatkan partisipasi dalam global value chain. Strategi ini juga akan mengurangi risiko terpuruknya neraca transaksi berjalan akibat sensitivitas terlalu tinggi terhadap perubahan harga komoditas dunia. Sesuatu yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir.•


Ibrahim Kholilul Rohman

Kepala Riset Ekonomi Samudera Indonesia


Sumber :

https://analisis.kontan.co.id/news/peran-indonesia-dalam-global-value-chain

Sunday, October 30, 2022

Penerapan Rantai Dingin Logistik Penting untuk Kurangi Sampah Pangan

Bos SCI sebut Penerapan Rantai Dingin Logistik Penting untuk Kurangi Sampah Pangan

Senin, 31 Oktober 2022 05:00 WIB

Chaiman Supply Chain Indonesia (SCI) Setiaji mengatakan penerapan cold chain logistics (CCL) atau rantai dingin logistik sangat penting untuk mengurangi kerugian dan pemborosan terhadap pangan. Dia pun menyitir data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengenai pemborosan terhadap berbagai komoditas pangan.

Pemborosan untuk komoditas buah dan sayur, misalnya, sebesar 45 persen. Kemudian daging sebesar 20 persen dan perikanan sebesar 35 persen.

“CCL juga sangat penting dalam rantai pasok produk farmasi, termasuk vaksin. Kegagalan menjaga suhu dalam proses penyimpanan dan pendistribusian dapat menurunkan kualitas vaksin,” ujar Setiaji dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 30 Oktober 2022. 

Setiaji mengutarakan kebutuhan CCL bisa dilihat dari perbandingan antara kapasitas cold storage atau kamar pendingin yang tersedia serta jumlah populasi di suatu negara. Menurutnya, berdasarkan analisis SCI, Amerika Serikat dan India membutuhkan ruang pendingin 0,36 dan 0,1 meter kubik per orang. Sedangkan di Indonesia hanya 0,05 meter kubik per orang.

“Pengetahuan mengenai CCL sangat penting bagi para mahasiswa Prodi Manajemen Logistik sebagai generasi muda yang akan berkecimpung dalam bidang logistik karena SDM menjadi salah satu faktor keberhasilan implementasi CCL. Faktor lainnya adalah teknologi seperti armada dan fasilitas/infrastruktur, serta proses operasional," ujar Setiaji.

Adapun SCI mengapresiasi Universitas Padjajaran yang menyelenggarakan pelatihan “Basic Logistics” bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Logistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad. Pelatihan yang difasilitasi SCI itu dilakukan secara daring melalui platform Ruang Logistik (ruanglogistik.id).

Adapun pelatihan yang digelar luring bertujuan agar mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar logistik dan cara-cara yang efektif dalam pengelolaan logistik. Materi pelatihan mengacu pada skema Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang logistik berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 94 Tahun 2019.

“Sehingga peserta sekaligus dapat mempersiapkan keikutsertaan dalam sertifikasi profesi logistik nasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),”  kata Setiaji.


Sumber :

https://bisnis.tempo.co/read/1651134/bos-sci-sebut-penerapan-rantai-dingin-logistik-penting-untuk-kurangi-sampah-pangan

Sunday, March 20, 2022

Ekosistem Rantai Pasok Halal

Airlangga: RI Perlu Memperkuat Ekosistem Rantai Pasok Halal


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia perlu memperkuat ekosistem rantai pasok halal (halal value chain) untuk mendukung ekonomi syariah dan industri halal nasional.
 
"Perlu menjadi perhatian juga, ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia merupakan sektor yang memiliki peluang pertumbuhan menarik secara global," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 20 Maret 2022.
 
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai bauran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah pada 2022. Salah satunya dengan memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal value chain terutama sektor pertanian yang terintegrasi, kuliner halal, dan fesyen muslim.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?HappyInspireConfuseSad
Selain itu, akan dilakukan percepatan perluasan implementasi halal assurance system sebagai percepatan sertifikasi halal pelaku UMK, perluasan penyaluran Cash-Waqf Linked Sukuk (CWLS), penerapan pembiayaan kreatif syariah, serta implementasi layanan syariah BPJamsostek.
 
"Saat ini kita juga sedang mengalami pertumbuhan ekonomi digital, didorong oleh terjadinya pergeseran perilaku masyarakat ke platform digital. Oleh karena itu, dukungan untuk pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk mendorong produktivitas masyarakat juga akan terus dilakukan," terangnya.
 
Berbagai strategi telah diterapkan antara lain melalui Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, serta Digital Leadership Academy sehingga mendukung pengembangan digital talent dan digitalisasi UMKM termasuk UMKM yang bergerak di sektor halal.
 
Menurut Airlangga, penyiapan talenta digital memerlukan dukungan dari sektor pendidikan. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp541,7 triliun pada 2022. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah yaitu reformasi pendidikan dengan arah kebijakan yang secara umum difokuskan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan nasional.
 
Pendidikan juga menjadi salah satu isu yang diangkat dalam working group dan engagement group G20. Dalam Presidensi G20 Education Working Group, Indonesia dipandang sebagai negara yang berhasil melakukan transformasi pendidikan menyeluruh yang berkualitas meskipun diterpa pandemi.
 
"Pemerintah Indonesia mengajak untuk saling bahu membahu dalam hal peningkatan pendidikan dan kebudayaan. Ajakan ini dirumuskan dalam bentuk empat agenda prioritas pada Education Working Group G20, antara lain Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19," tutup Airlangga.


Sumber :
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/nbwMorxK-airlangga-ri-perlu-memperkuat-ekosistem-rantai-pasok-halal

Pemerintah Perkuat Ekosistem Halal Value Chain

Dorong Ekonomi Syariah, Pemerintah Perkuat Ekosistem Halal Value Chain 

Pemerintah memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal value chain.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah sudah mengeluarkan berbagai bauran kebijakan guna mendukung pertumbuhan ekonomi syariah pada 2022. Ekonomi syariah dan industri halal menjadi perhatian pemerintah lantaran kedua sektor tersebut memiliki peluang pertumbuhan menarik secara global. 

Sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi syariah, pemerintah telah memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal value chain terutama sektor pertanian yang terintegrasi, kuliner halal dan fesyen muslim. 

"Selain itu, akan dilakukan percepatan perluasan implementasi halal assurance system sebagai percepatan sertifikasi halal pelaku UMK, perluasan penyaluran Cash-Waqf Linked Sukuk (CWLS), penerapan pembiayaan kreatif syariah, serta implementasi layanan syariah BP Jamsostek," kata Airlangga dalam siaran pers, dikutip Minggu (20/3/2022). 

Tak hanya dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi syariah, Airlangga mengatakan pemerintah juga terus mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital guna mendorong produktivitas masyarakat. Strategi yang telah diterapkan antara lain melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, Kartu Prakerja dan Digital Leadership Academy. 

Strategi-strategi ini diharapkan mampu mendukung pengembangan digital talent dan digitalisasi UMKM termasuk UMKM yang bergerak di sektor halal. Kendati demikian, penyiapan digital talent juga membutuhkan dukungan dari sektor pendidikan. 

Oleh karena itu, di 2022 pemerintah telah mengalokasikan  anggaran sebesar Rp541,7 triliun dan mereformasi pendidikan dengan arah kebijakan yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

"Pemerintah Indonesia mengajak untuk saling bahu membahu dalam hal peningkatan pendidikan dan kebudayaan. Ajakan ini dirumuskan dalam bentuk empat agenda prioritas pada Education Working Group G20, antara lain Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19," ujarnya.


Sumber :

https://ekonomi.bisnis.com/read/20220320/9/1512827/dorong-ekonomi-syariah-pemerintah-perkuat-ekosistem-halal-value-chain

Monday, February 21, 2022

FOB Freight Collect dan Freight Prepaid

FOB FREIGHT COLLECT DAN FOB FREIGHT PREPAID

Penggunaan INCOTERMS sering menimbulkan urusan yang agak berbelit – belit, baik dari pembayaran biaya, tanggung jawab dan resiko dari penjual (seller) kepada pembeli (buyer). Urusan ini tidak selalu sama pada setiap titik pergerakan kargo.

Saat ini penggunaan FOB Freight Collect dan Freight Prepaid sering digunakan dalam mengatasi hal tersebut.


Apa itu FOB Freight Collect dan FOB Freight Prepaid?.

FOB Freight Collect adalah sebuah istilah yang digunakan, dimana pembeli (buyer) bertanggung jawab terhadap semua biaya pengiriman dan akan membayarkannya saat pembeli (buyer) menerima kargo.

Penggunaan FOB Freight collect tidak menghilangkan tanggung jawab penjual (seller) terhadap kargo yang rusak atau hilang selama kargo transit. Ini disebabkan karena ketika kargo transit, penjual (seller) masih diasumsikan sebagai pemilik.

FOB Freight prepaid adalah sebuah istilah yang digunakan, dimana penjual (seller)  memikul tanggung jawab atas semua biaya pengiriman termasuk mengatur pengiriman dari titik pusat pemuatan ke titik bongkar.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk transportasi tersebut diatas, selanjutnya ditagihkan kepada pembeli (buyer), dan untuk asuransi, dapat diatur oleh salah satu pihak.

Penggunaan FOB Freight prepaid sama dengan penggunaan Freight collect yang tidak menghilangkan tanggung jawab penjual (seller) terhadap kargo yang rusak atau hilang selama kargo transit. Ini disebabkan karena ketika kargo transit, penjual (seller) masih diasumsikan sebagai pemilik.


Bagaimana untuk mengetahui siapa yang mengatur dan membayar biaya pengiriman termasuk yang mengontrak pengangkutan?

Bills of lading adalah dokumen hukum antara pengirim kargo dan pengangkut (carrier), yang memberi rincian jenis, jumlah dan tujuan kargo yang diangkut. Ini berfungsi untuk penerimaan kargo di pelabuhan tujuan yang telah ditentukan.

Pada Bills of lading sebagai dokumen hukum, harus tertera dengan jelas istilah mana yang digunakan dari salah satu istilah tersebut, sehingga dapat diketahui siapa yang mengatur dan membayar biaya pengiriman dan pihak mana yang mengontrak pengangkut untuk pengangkutan kargo.

Pengingat : Penggunaan FOB akan menguntungkan bagi pembeli (buyer) dan penggunaan CIF akan menguntungkan bagi penjual (seller)*


Sumber :
https://readmaritime.wordpress.com/2017/10/03/freight-collect-dan-freight-prepaid/

Related Posts