Pages

Sunday, March 11, 2012

PPIC


Sebaiknya PPIC dibagi menjadi:

PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Requirement Plan) untuk satu tahun dan 6 bulan kedepan baik itu produksi maupun material yang dibutuhkan berdasarkan data dari Dept Marketing (seperti forecasting permintaan produk/jasa dan lainnya), Dept IE (seperti perhitungan kapasitas produksi, time study dan lainnya). dan Dept Procurement (seperti data supplier, list long lead time supplier, list lead time material dan lainnya) serta Dept PPIC sub Logistik (data inventory di gudang, data ketersediaan produk di distributor/ agen, data ekspor/impor material dan lainnya)

PPIC Schedulling, bertugas membuat penjadwalan produksi detail (per hari, minggu, bulan dan tiga bulanan) atau biasa juga disebut LOAD PLAN berdasarkan MPP.

PPIC Logistik, bertugas mengontrol perusahaan logistik sehingga dihasilkan data inventory, data ketersediaan produk di distributor/ agen, data ekspor/impor material, rencana pengiriman produk dan lainnya)

Investigasi Kehilangan Barang

Problem di gudang biasanya bukan SOP-nya yang tidak ada, tapi pelaksanaan SOP di lapangan.
Yang bisa membantu melacak kehilangan barang, antara lain :

a. Penerapan Sistem barcode unique, tiap dus barang diberi barcode yg unik, dengan sistem ini setiap dus barang seakan memiliki 'watch dog'nya masing-masing, yang bisa dilacak : keberadaannya (lokasi), expired date, status, dsb.
b. Stok opname tiap hari full secara cepat (maks 1 jam).
c. Bin card.
d. Software gudang, Warehouse Management System Software, bukan hanya Inventory Management Software.

Pertama harus di investigasi apakah kehilangan tersebut karena faktor di curi oleh karyawan atau masalah administrasi yang tidak rapih

Jika masalahnya karena  pencurian maka perlu dilakukan lokalisasi barang2 yang mudah di curi atau paling di gemari oleh pencuri. Perketat akses keluar masuk gudang, perkecil kemungkinan penyalah gunaan wewenang dan buat shock terapi melalui sidak loker dan tas karyawan. Atau jika ditemukan pelakunya maka agar di proses ke kepolisian untuk menimbulkan efek jera bagi yang lain. Kemudian buat berita besar2 pada karyawan agar yang lainnya tidak berani melakukan lagi.

Jika masalah administrasi maka perlu dibuat report harian yang tujuannya sebagai alat kontrol bagi kerja karyawan. Secara sederhana adalah dengan melihat akurasi lokasi penyimpanan barang di gudang, akurasi tersebut di hitung berdasarkan fisik yang ada dilapangan dan juga berdasarkan data system.

Dari report tersebut akan banyak action plan yang harus dibuat sehubungan finding lapangan di dalam audit harian. Dan  tugas manager warehouse adalah memastikan action plan tersebut dilaksanakan dan berjalan sesuai target.

wms akan sangat membantu kinerja digudang tapi yang paling penting adalah membiasakan karyawan melakukan operasional gudang sesuai dengan standart kerja yang ada. Sebagus apapun wms kalo karyawan tidak mengerti pentingnya sop maka hanya akan menghambat kerja.


milis APICS-ID

Saturday, March 10, 2012

Heijunka : Leveling Production


Kebanyakan perusahaan mencari cara mudah dalam penjadwalan produksi yaitu dengan menggunakan sistem batch. Satu jenis produk diproduksi dalam jumlah besar, lalu diganti dengan produksi untuk jenis produk lain juga dalam jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 


Mengurangi frekwensi set-up biasanya menjadi pertimbangan utama untuk menjadwalkan produksi dengan sistem batch. Dalam TPS penjadwalan sistem batch justru dihindari. Mereka lebih memilih heijunka


Ketimbang menjadwalkan produksi untuk produk A selama satu minggu, lalu produk B satu minggu berikutnya, mereka lebih memilih untuk memproduksi produk A dan B bergantian setiap hari, atau mungkin setiap jam. 

Keuntungan utama dari heijunka adalah pembebanan yang stabil untuk sistem produksi. Keuntungan lain adalah berkurangnya tingkat persediaan dalam proses produksi dan juga menghindari lonjakan-lonjakan permintaan ke pemasok.


Untuk dapat menerapkan konsep heijunka, membuat waktu set-up seminimal mungkin adalah persyaratan mutlak.


Contoh heijunka:

Suppose a factory should produce the following products (20 days/month, 8 hours/day):
Product A: 1000 pcs -> 50 pcs/day
Product B: 600 pcs -> 30 pcs/day
Product C: 400 pcs - 20 pcs/day

If there are 8 hours x 60 minutes = 480 minutes in a day, so:


Product A: 480/50 = 9.8 minutes/pcs

Product B: 480/30 = 16 minutes/pcs
Product C: 400/20 = 24 minutes/pcs

Total production in a day is (50+30+20) pcs = 100 pcs


Takt Time (the time it takes to produce one piece of products)= 480 minutes/100 pcs

= 4.8 minutes/pcs or 10 pcs/48 minutes.

Per 48 minutes :

Product A: 5 pcs 
Product B: 3 pcs
Product C: 2 pcs

Sequencing is A-B-A-C-A-B-A-C-A-B ->repeadly in 480 minutes/48 minutes = 10 times in a day


 Sumber: http://www.ibrosys.com/

Komponen Rantai Supply


Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:

Rantai Suplai Hulu / Upstream supply chain.

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). 

Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.


Manajemen Rantai Suplai Internal / Internal supply chain management

Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.


Segmen Rantai Suplai Hilir / Downstream supply chain

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.


SCM yang dibangun dengan perencanaan yang komprehensif yang menjadikan group bisnis seperti Toyota, Honda, Nisan, Daihatsu, dll menjadi kekuatan dan raksasa bisnis dunia.

JIT di Toyota

Bagaimana JIT bisa smoothly running di Toyota

from: conglie <kicong@gmail. com>

Sekitar bulan December (Toyota menganut tahun fiscal April to Maret) Company akan mengeluarkan Forecast penjualan tahunan kemudian akan diikuti dengan Company action plant yang telah menetapkan KPI yang harus dicapai....

Kemudian semua divisi akan mulai bergerak menyususn budget yang dibutuhkan terkait dengan Breakdown, Repair, Expense dan Invesment yang semua terkait dengan kebutuhan produksi tahun tersebut dengan basic Gentan-I (Rp/unit untuk setiap part, proses, repair, etc) Planning Control akan menyiapkan Getsudo (rencana produksi) tahunan yang akan terkait dengan kebutuhan dan akan dievaluasi untuk mengeluarkan Getsudo bulanan dalam assembling meeting, sesuai data dari marketing.

Produksi akan memproduksi sesuai kebutuhan kanban yang disiapkan oleh CCR dan agar pencapaian sesuai dengan target maka OEE harus dijaga sesuai target (sekiatr 92 % s/d 95% sesuai line) dimana masing masing lini bergerak sesuai dengan tugas masing masing Maintenance akan menjaga Avaibility, Quality dan produksi akan menjaga Rate of Quality, Engineering dan Produksi akan menjaga Performance


Effeciency yang terkait dengan gerakan orang.

Semua gerakan ini diatur dengan 3sheet Standardize Work (SW) yaitu TSK/TSKK, EIS, SOP baik untuk SW type 1 (pekerjaan konstan), type 2 (perkerjaan peridically) dan Type 3 (pekerjaan yang tidak konstant
untuk pekerjaan leader atau staff) dalam satu satuan waktu yang telah ditetapkan, dan terus dilakukan kaizen seperti relayout, cycle time change, etc yang juga akan mengubah TSK/TSKK untuk mendapatkan kondisi yang paling effesien.

Demikian juga supplier part waktu pengirimannya diatur sesuai dengan waktu dan frequency yang telah ditetapkan, untuk mengefesiensikan pengiriman part ini agar kebutuhan kendaraan dan ketepatan waktu bisa menjadi lebih baik digunakan system Milk Run terutama untuk supplier yang satu jalur.

Agar tidak mengganggu proses produksi...part defect dari supplier dijaga maksimal 10 Ppm..(its mean zero defect)..untuk itu Purchaching dengan divisi terkait wajib mendevelopt supplier agar dapat mencapai target tersebut.

Selain itu agar mendapatkan keuntungan yang significant dilakukan aktivitas Cost Reduction dengan mengurangi Muda Mura Muri dengan cara menurunkan defect inprocess, defect part, CR Budget, reduce breakdown dengan TPM, reduce maintenance part, reduce kertas, reduce air, reduce listrik dan menurunkan Gentan-I, etc etc....

Setiap pagi evaluasi harian Productivity dan quality dalam Asakai, tiap bulan evaluasi total dalam berbagai meeting, tiap 3 bulan evaluasi action plant, dan tiap tahun melakukan refleksi pencapaian
tahun ini agar diketahui worst condition yang harus di kaizen di tahun depan...

Dan akhirnya Serikat pekerja dengan semua data data jumlah produksi, effesiensi dan CR yang dicapai akan berunding dengan Company untuk mendapatkan angka Bonus yang bisa memuaskan karyawan.

Terus pada saat Global krisis seperti ini, apa yang dilakukan Toyota...... ."Radical Cost Reduction" menggali semua sisi, semua lubang semua celah yang bisa di cost reduction, tanpa menghilangkan
hak karyawan.

Saturday, January 28, 2012

Memotong Rantai Distribusi Pasar


Hendrika Yunapritta, Sri Sayekti

Pelaku bisnis otomotif lokal telah memiliki alternatif pasar di dunia maya. Anggotanya mulai dari agen tunggal pemegang merek (ATPM) hingga toko suku cadang. Pasar ini bisa memotong biaya hingga 40%. Ini portal business to business (B2B) yang ingin menyusul kesuksesan pasar maya mancanegara.

Semurah atau sebaik apa pun sebuah produk tidak akan sampai ke tangan konsumen tanpa bantuan jasa distribusi. Untuk produk-produk tertentu, jaringan distribusinya bisa melibatkan banyak pelaku bisnis. Industri otomotif mungkin bisa menjadi contoh. Mata rantai distribusi di industri yang satu ini ternyata tidak hanya sampai terjualnya kendaraan, tapi juga kegiatan purnajual.

Maklum, sepanjang hidup kendaraan masih akan membutuhkan beragam komponen atau suku cadang. Masalahnya, biaya yang harus ditanggung konsumen bisa membengkak jika mata rantai distribusi kelewat panjang. Nah, rantai distribusi inilah yang ingin dipotong.

Rencananya, pasar maya tadi bakal dipenuhi oleh produsen kendaraan bermotor dan suku cadang, ATPM, dealer, serta toko suku cadang. Mereka bisa saling berkomunikasi, saling memprediksi permintaan, mengecek harga barang, bahkan melakukan transaksi di sana. "Bisa meminimalkan inventori dan pengiriman barang jadi lebih cepat," jelas Indra M. Utoyo, Project Director B2B Commerce Project Telkom yang juga bakal menggarap pasar maya industri farmasi.

Tentu saja, pasar maya ini tidak melayani pembelian eceran. Pemesanan harus dalam partai besar. Misalnya antara dealer dengan ATPM atau produsen suku cadang dengan toko suku cadang. Toko suku cadang alias retailer bisa membayarnya dengan kartu kredit. Keamanan transfer data dijamin oleh i-trust milik Telkom.

Ada prakondisi yang diminta oleh Oto-one: pelanggannya harus fasih dengan komputer. "Bukan internet literacy lho," kata M. Yusrizki, CEOOtogenik.

Soal situs dan jaringan bukan masalah besar. Sebab, sebagai penyedia application service provider (asp) ini, Oto-one bisa membuatkannya. Di samping itu, menurut Indra, sistem internal perusahaan juga sudah harus rapi. Jadi, ketika sistem pasar maya ini diintegrasikan, tidak akan ada masalah.

Investasi untuk membangun pasar maya ini tak murah. Menurut Indra, selama tiga tahun belakangan Oto-one.com sudah mengeluarkan dana sekitar US$ 3 juta. Karena itu, Oto-one.com akan memungut biaya bulanan kepada anggotanya. Untuk ATPM besarnya Rp 10 juta per bulan, Rp 2,5 juta untuk dealer; Rp 250.000 untuk retailer, serta Rp 400.000 bagi pemasok. Ongkos ini jauh sebenarnya lebih murah ketimbang masing-masing pelaku bisnis membuat portal B2B yang bisa mencapai US$ 2 juta.

Belum lagi ongkos pemeliharaan dan upgrade-nya. Bisa menghemat biaya sampai 40%

Sepintas memang seperti memindahkan pasar dan rantai distribusi ke layar monitor. Tapi, kenyataannya tidak semudah itu. Semenjak diluncurkan April lalu, saat ini baru ada beberapa pelaku bisnis otomotif yang membangun jaringan implementasi Oto-one. Ada produsen aki raksasa Yuasa, SCS (importir velg di DKI), sebuah ATPM, serta distributor oli nasional. Tentu saja, setiap perusahaan itu juga menggandeng para pengecernya. Padahal, pasar maya ini mampu memangkas mata rantai dan biaya distribusi. "Ongkos distribusi bisa dipangkas hingga 42%," jelas Indra.

Yusrizki sendiri menargetkan bakal menggaet pelanggan sebanyak 10% dari pelaku bisnis otomotif pada tahun pertama. "Tidak ambisius kan?," katanya. Indra pun bersikap realistis dan memprediksikan saat kembali modal selama lima tahun. "Ini kan sesuatu yang baru," ujar Indra.

Meski pertumbuhannya lambat, ia menaruh optimisme besar pada pasar otomotif. Soalnya, produk otomotif bisa ratusan macam. Apalagi dilihat dari jumlah kendaraan di Indonesia. "Mereka tiap tahun butuh ban, aki, dan macam-macam komponen," kata Indra lagi.

Sebenarnya, pasar maya otomotif begini bukan barang baru di dunia internasional. Beberapa pasar maya telah mencatat sukses dan menjadi patokan portal B2B. Sebut saja Covisint yang didirikan beramai-ramai oleh General Motor, Ford, dan Daimler Chrysler. Yusrizki sendiri mengambil patron KNX atau Korea Network eXchange yang didirikan raksasa mobil KIA dan Hyundai dengan merangkul Korea Telecom.

Soal penetrasi internet Indonesia yang masih rendah, baru sekitar 3 juta netter, juga bukan masalah bagi Yusrizki. Dia percaya bahwa pelaku bisnis otomotif bakal tergiur. "Mereka sudah mengenal konsepnya, tapi belum yakin," kilahnya.


sumber : kontan

Sumber foto :
http://supplychainindonesia.com/new/rantai-pasok-pangan-food-supply-chain/

Monday, January 24, 2011

Perencanaan (Planning)


Perencanaan adalah fungsi pertama dan salah satu fungsi dari manajemen. Sebagaimana diketahui, konsep manajemen klasik mengatakan bahwa fungsi manajemen ada lima yaitu
  1. perencanaan (planning)
  2. penyusunan organisasi (organizing)
  3. pengisian sumber daya manusia (staffing)
  4. penggerakan organisasi (actuating)
  5. dan pengawasan (controlling)

Tentu saja jumlah lima ini tidak mutlak, karena ada yang memerasnya menjadi tiga atau empat fungsi saja. Tetapi jumlah berapapun atau istilah apapun yang digunakan, fungsi perencanaan selalu ada dan merupakan fungsi yang pertama.

Dalam pengembangan manajemen, fungsi perencanaan ini mengalami perkembangan pula, sekurang-kurangnya dapat dilihat dari dua sudut pandang. Sudut pandang pertama adalah fungsi perencanaan dalam kepentingan suatu entitas atau perusahaan, dan yang kedua integrasi fungsi perencanaan dalam berbagai bagian di perusahaan.


Sumber :
https://atlantachallenge.com/event-planning-tips/

Related Posts